Observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengamati perilaku subyek penelitian di kesehariannya.
Hal ini dilakukan berdasarkan beberapa alasan. Pertama,
teknik pengamatan
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Bukankah pengalaman adalah guru
terbaik atau setelah melihat baru percaya?. Pengamatan merupakan alat yang
ampuh untuk membuktikan suatu kebenaran, jika suatu data yang diperoleh kurang
meyakinkan atau kurang keabsahaan datanya. Kedua, teknik observasi juga
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, memungkinkan
peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan
proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat,
sering terjadi keraguan pada peneliti, tentang adanya data yang keliru atau
bias saat data itu dijaring. Jalan terbaik untuk mengecek kepercayaan data
tersebut adalah dengan jalan memanfaatkan observasi atau pengamatan. Kelima,
teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang
rumit dan perilaku-perilaku yang kompleks (Guba & Lincoln, dalam Moleong,
2010). Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, dalam Sugiono,
2012).
Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut
(Marshall, dalam Sugiono, 2012). Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan
ketika peneliti merasa mendapatkan data dari hasil wawancara yang kurang
meyakinkan sehingga perlu dilakukan observasi atau pengamatan untuk memastikan
kebenaran dari data yang telah di dapat pada saat wawancara.
0 comments:
Post a Comment