Saturday 18 April 2015

Psikologi Kesehatan : Prosedur Penanganan Masalah Psikologis

Pendekatan-pendekatan utama pada penanganan psikologis untuk beragam gangguan psikofisiologis biasanya melibatkan salah satu atau lebih diantara beberapa pendekatan berikut : self-observation & self-monitori, cognitive restructuring, biofeedback, relaksasi, dan edukasi.
Self-Monitoring. Dalam upaya meningkatkan kepatuhan, psikolog kesehatan sering kali melibatkan pasien dalam penanganan terhadap dirinya. Salah satu metode untuk melibatkan self-observation dan self-monitoring. Penanganan untuk hampir semua gangguan psikofisiologis melibatkan beberapa elemen oebservasi diri dan pemantauan diri. Salah satu contoh dalah misalnya kasus Ny. Brown. Dalam kasus Ny. Brown, terapis mungkin tertarik untuk mencatat keluhan-keluhan sakitnya secara lebih lengkap saat keluhan itu dirasakan dan bukan dengan cara mengingat-ingat. Terapis mungkin meminta Ny. Brown untuk membuat pain jurnal (catatan harian untuk keluhan sakitnya) dan tingkat kesakitannya dari jam ke jam selama tujuh hari. Melalui penggunaan pemantauan diri terapis mungkin akan dapat melihat pola pengerahan usaha yang terlalu tinggi dan pengobatan yang diikuti dengan peningkatan laporan keakitan dan imobilisasi. Bila Ny. Brown juga diminta membuat catatan harian yang berisi pemikiran-pemikiran dirinya untuk melengkapi pain diary nya, terapis mungkin juga akan dapat memperoleh insight tentang bagaimana Ny. Brown mempersepsi episode-episode kesakitannya dan segala yang dikatakannya kepada dirinya sendri tentang arti kesakitan itu bagi dirinya. Dengan mengetahui tentang self-statements Ny. Brown terapis akan terbantu dalam memfasilitasi perubahan-perubahan dalam kognisi-kognisi yang dapat memperburuk pengalaman (kesakitan) nya.
Biofeedback. Biofeedback melibatkan penggunaan peralatan mekanik, dan sering kali juga melibatkan penggunaan komputer, untuk membantu individu dalam menguasai berbagai proses fisiologis. Biasanya orang yang dipantau melalui sebuah alat yang dilekatkan kepadanya itu diminta melihat sebuah feedback record dari perubahan yang terjadi pada proses badaniah, seperti detak jantung, suhu tubuh, dan tegangan otot. Meskipun orang-orang tidak dapat mengontrol proses-proses ini secara sadar, mereka belajar mengontrolnya dengan cara dipengaruhi dari luar (misalnya diberi atau tidak diberi reward) melalui perubahan-perubahan visual atau auditorik tiap kali mereka merespons. Melalui praktik yang dituntun oleh operator peralatan itu, individu dapat mencapai kontrol pribasi tertentu terhadap berbagai proses fisiologis, seperti tekanan darah. Dengan latihan yang cukup, banyak orang yang dapat mencapai hasil fisiologis yang dikehendaki dengan usahanya sendiri tanpa bantuan dari mesin biofeedback.
Biofeedback dapat dikonseptualisasikan dalam kaitannya dengan berbagai sistem dan hoeostasis yang sama pada semua organisme biologis. Seperti dikemukakan oleh Greene, ada sebuah “feedback loop” yang disusun oleh organisme (manusia) sebagai sebuah sistem kontrol, sebagai cara untuk mendeteksi dan memperlihatkan respon untuk sistem kontrol tersebut. Sistem kontrol itu diprogram berdasarkan instruksi, atau dipengaruhi melalui hadiah atau hukuman, untuk memodifikasi respon-respon yang terdeteksi.
Biofeedback, sebagai alat bantu berteknologi tinggi yang menjanjikan dalam mengontrol proses-proses tak sadar, memperoleh banyak perhatian dan popularitas segera setelah alat ini diperkenalkan pada 1969 dan dengan cepat tersebar luas di seluruh dunia. Mesikipun diawal hanya sebagian janjinya yang terpenuhi, tapi sampai sekarang masih menjadi alatbantu yang penting dalam penanganan yang diberikan oleh para psikolog. Biofeedback telah digunakan dalam berbagai masalah klinis, seperti insomnia, defisit atensi (kesulitan untuk memusatkan perhatian), tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan kecemasan.
Latihan Relaksasi. Latihan relaksasi dianggap sebagai bagian esensial dari penanganan oleh kebanyakan psikolog kesehatan. Ada beberapa jalur yang dapat diambil untuk menuju ke arah relaksasi. Tiga bentuk relaksasi yang populer, diaphragmatic breathing (pernapasan diafragma), progressive mescle relaxation (relaksasi otot progresif) dan cue-controlled relaxation (relaksasi dikontrol isyarat) melibatkan pengontrolan perilaku. Pada diaphragmatic breathing atau deep breathing, individu diperintahkan untuk mengambil nafas dalam yang terkontrol, yang bermula di abdomen. Pernapasan dalam ini dirancang untuk menciptakan perubahan fisiologis, seperti menurunkan detak jantung dan tekanan darah, dan meningkatkan oksigen darah. Pada progressive muscle relaxation (PMR) orang memperlajari sebuah program bernaskah yang melibatkan serangkaian latihan peregangan dan perelaksasian otot. Individu mendengarkan terapis atau rekaman audio selama menjalani langkah untuk mengencangkan kelompok-kelompok otot dan kemudian mengendurkannya. Individu di idstruksikan untuk berkonsentrasi pada perasaan relaksasi untuk membuat dirinya lebih mengenali pengalaman saat ototnya dalam keadaan relaks. Metode lainnya, cue-controlled relaxation, melibatkan paradigma pengkondisian klasik yang memasangkan kata tertentu (misalnya “relaks” atau “tenang”) dengan segmen-segmen ekhalasi (penghembusan nafas) atau pelepasa tegangan dalam pernafasan diafragmatik dan PMR. Melalui melalui asosiasi-asosiasi pasangan respon relaksasi dan cue word (kata yang merupakan isyarat(relaksasi)), perasaan rileks akan ditimbulkan hanya dengan menyebutkan kembali cue word itu. Relaksasi dikontrol-isyarat merupakan alat bantu yang potensial untuk pernafasan diafragmatik dan PMR, dan pernah diketahui berfaedah dibanyak situasi.

Edukasi. Latihan relaksasi sering disertai dengan penjelasan tentang stress dan bagaimana manusia meresponnya. Karena banyak orang yang tidak memiliki informasi yang cukup tentang masalah-masalah fisiknya maupun penyebab dan penanganannya, maka salah satu tujuan pekerja kesehatan klinis adalah memberikan edukasi kepada pasiennya. Banyak orang terhibur hanya dengan menerima label untuk masalahnya, sebuah diagnosis. Kita cenderung mengasosiasikan label-label medis dengan kemampuan untuk membantu. Untungnya, bagi banyak kondisi, memang itulah yang terjadi. Sebagian orang sekarang menggunakan internet dan newsletter serta buku-buku medis yang jumlahnya semakin banyak untuk memahami berbagai gangguan. Psikolog dan pekerja kesehatan lainnya suatu ketika mungkin harus menangani orang-orang yang menjadi cemas akibat apa yang dibacanya atau karena informasi keliru yang diperolehnya. Juga ada bidang edukasi lain, yang kadang-kadang berhubungan langsung dengan kondisi yang sedang dialami, yang dapat diambil manfaatnya oleh pasien. Sebagai contoh, meskipun seseorang mengemukakan keluhan sakit, dari tanya jawab yang dilakukan psikolognya mungkin kemudian diketahui bahwa orang itu kurang tidur dan berat badannya naik 20 pon karena makan makanan cepat saji dan terlalu lelah untuk berolah raga. Latihan edukasional dan instruksional tentang gizi dan perilaku tidur yang sehat mungkin cocok untuknya. Banyak universitas dan rumah sakit yang menawarkan kelas-kelas untuk berbagai msaalah medis dan psikologis kepada public dengan biaya murah atau gratis kelas itu memberikan kesempatan untuk mendapat dukungan sosial selain mempromosikan pembelajaran baru. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mudah dan murah untuk meningkatkan kesehatan dan kesehatan mental yang dapat dipromosikan dikelas-kelas maupun dalam konsultasi individual adalah olah raga. 

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.