A.
Pendahuluan
Latar Belakang Teori
Freud berkata bahwa tujuan terapinya
adalah membuat alam sadar dapat disadari. Jelas dia menganggap tujuan
pekerjaannya sama dengan tujuan seorang teoritikus. Namun, disisi lain dia
membuat alam bawah
sadar menjadi tidak jelas. Alam bawah sadar adalah kamar gelap tempat hasrat terkurung dan meronta-ronta, lubang tanpa dasar tempat keinginan sumbang terkekang, gua bawah tanah tempat persembunyian pengalaman-pengalaman mengerikan yang setiap saat menghantui kita.
Jujur saja, saya sama sekali tidak pernah berfikir mau mengingat dan menyadari semua pengalaman buruk itu kembali.
sadar menjadi tidak jelas. Alam bawah sadar adalah kamar gelap tempat hasrat terkurung dan meronta-ronta, lubang tanpa dasar tempat keinginan sumbang terkekang, gua bawah tanah tempat persembunyian pengalaman-pengalaman mengerikan yang setiap saat menghantui kita.
Jujur saja, saya sama sekali tidak pernah berfikir mau mengingat dan menyadari semua pengalaman buruk itu kembali.
Teman sejawat Freud yang lebih
mudalah, yakni Carl Jung yang mengeksplorasi “ruang batin” ini selama
kariernya. Dia memang terpengaruh sekali oleh latar belakang teori Freudian dan
berpengetahuan luas di bidang mitologi, agama dan filsafat. Jung terkenal
dengan pengetahuannya tentang simbolisme dalam tradisi mistik, seperti
Gnostisisme, Alkemi, Kabala dan tradisi-tradisi serupa dalam agama Hindu
&Budha. Jika ada orang yang bisa mengetahui sisi alam bawah sadar yang
memperlihatkan diri dalam wujud-wujud simbolik, orang itu pastilah Jung.
Jung dengan telaten mencatat mimpi,
fantasi dan “penglihatan-penglihatannya”, kemudian ia wujudkan kedalam bentuk
gambar, lukisan atau patung. Lama-kelamaan dia mulai menyadari bahwa
pengalaman-pengalamannya itu berubah menjadi pribadi-pribadi, dimulai dengan
orang tua yang bijak dan sahabatnya sampai menjadi seorang gadis kecil.
Beberapa mimpinya berubah menjadi sosok orang tua yang bijaksana, seorang guru
spiritual, sedangkan gadis kecil menjadi “anima”, jiwa feminism, yang bertugas
sebagai media komunikasi antara dia dengan aspek-aspek alam bawah sadarnya yang
lebih dalam.
Mimpi yang paling sering dialami Jung
adalah mimpi tentang kematian, alam baka dan kebangkitan dari kubur. Jelas
mimpi-mimpi ini merepresentasikan alam bawah sadar (bukan hanya alam bawah
sadar “pribadi”, orang per orang, sebagaimana yang diyakini Freud, tapi juga alam bawah sadar kolektif, alam bawah
sadar yang oleh seluruh roh orang yang telah mati, bukan hanya roh kita
pribadi.
B.
Pembahasan
Latar Belakang
Tokoh
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli
1875 disebuah desa kecil di Swiss yang bernama Kessewil. Ayahnya bernama Paul
Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preiswerk Jung. Dia lahir
ditengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Diantara anggota keluarga
besar Jung senior ada yang jadi pendeta dan punya pikiran yang eksentrik. Jung
senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6 tahun, dan inilah
yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra (khususnya sastra kuno).
Disamping bahasa-bahasa eropa barat modern, Jung dapat membaca beberapa bahasa
kuno, termasuk Sansekerta bahasa asli kitab suci umat Hindu.
Semasa remaja, Jung adalah seorang yang
penyendiri, tertutup dan sedikit tidak perduli dengan masalah sekolah, apalagi
dia tidak punya semangat bersaing. Dia kemudian dimasukkan ke sekolah asrama di
Basel, Swiss. Disini dia merasa tertekan karena dicemburui oleh teman-temannya.
Lalu dia mulai sering bolos dan pulang kerumahnya dengan alasan sakit, mulai
belajar hidup dalam perasaan tertekan. Walaupun awalnya bidang yang dia pilih
adalah arkeologi, namun dia masuk ke fakultas kedokteran di University of
Basel. Karena bekerja bersama neurology terkenal, Kraft-Ebing, dia kemudian
menetapkan psikiatri sebagai karier pilihannya.
Setelah lulus, dia bekerja di Burghoeltzli
Mental Hospital di Zurich di bawah bimbingan Eugene Bleuler, seorang pakar dan
penemu nama Skizofrenia. Tahun 1903, dia menikahi Emma Rauschenbach. Dia juga
mengajar di University of Zurich, membuka praktik psikiatri dan menemukan
beberapa istilah yang masih tetap dipakai sampai sekarang. Setelah sekian lama
mengagumi Freud, baru pada tahun1907 dia dapat bertemu langsung dengannya.
Dampak pertemuan ini sangat luar biasa bagi kedua pemikir ini. Freud akhirnya
menyadari bahwa Jung lah “putra mahkota” psikoanalisis dan pewaris tahtanya.
Tapi Jung tidak sepenuhnya berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka
merenggang pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke Amerika. Dalam sebuah
pertemuan, keduanya berdebat panjang tetang mimpi masing-masing, dan Freud
mulai membantah analisis jung dengan cara yang tidak cantik. Akhirnya dia
menyerah dan mengusulkan agar perdebatan mereka dihentikan, kalau dia tidak
ingin otoritasnya hancur. Jung sangat kecewa dengan kejadia ini.
Perang dunia pertama adalah masa-masa
menyakitkan bagi jung. Tapi masa ini juga menjadi batu loncatan baginya untuk
melahirkan teori-teori kepribadian yang tiada duanya di dunia. Setelah perang
berakhir, Jung melakukan perjalanan ke berbagai Negara, misalnya ke suku-suku
primitive di Afrika, Amerika dan India. Dia pension tahun 1946 dan mulai
menarik diri dari kehidupan umum setelah istrinya meninggal tahun 1955. Carl
Gustav Jung meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 di Zurich.
Teori-Teori Oleh
Carl gustav jung
Dalam teorinya, Jung membagi psyche (jiwa) jadi tiga bagian. Bagian
pertama adalah ego yang
diidentifikasinya sebagai alam sadar. Bagian kedua yang terkait erat dengan
yang pertama adalah alam bawah sadar
personal, dan yang ketiga adalah alam
bawah sadar kolektif.
1.
Ego (alam sadar)
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu
fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam
orientasi manusia dalam dunianya.
v Fungsi Jiwa
Apa
yang dimaksud fungsi jiwa oleh Jung adalah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang
secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan
empat fungsi pokok, yang dua rasional yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang
dua lagi irrasional yaitu pendirian dan intuisi. Dalam berfungsinya
fungsi-fungsi rasional bekerja dengan penilaian. Pikiran menilai atas dasar
benar dan salah, sedang perasaan menilai atas dasar menyenangkan atau tak
menyenangkan. Kedua fungsi yang irrasional dalam berfungsinya tidak memberikan
penilaian, melainkan hanya semata-mata mendapat pengamatan. Pengindraan
mendapatkan pengamatan dengan sadar-indriah, sedang intuisi mendapatkan
pengamatan secara taksadar-naluriah.
v Sikap jiwa
Yang
dimaksud sikap jiwa adalah arah dari pada energy psikis umum atau libido yang
menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas
energy psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah
orientasi manusia terhadap dunianya, dapat keluar ataupun ke dalam. Tiap orang
mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan
orientasi itu orang yang satu berbeda dari yang lainnya.
2.
Alam Bawah Sadar Personal (ketidaksadaran
Personal)
Alam bawah sadar personal mencakup segala sesuatu
yang tidak di sadari secara langsung, tapi bisa diusahakan untuk disadari. Alam
bawah sadar personal adalah alam bawah sadar yang mencakup kenangan-kenangan
yang dapat dibawa ke alam sadar dengan mudah serta kenangn-kenangan yang
ditekan karena alasan-alasan tertentu. Tapi alam bawah sadar personal ini tidak
mencakup insting-insting sebagaimana yang dipahami Freud.
3. Alam Bawah Sadar Kolektif (ketidaksadaran
kolektif)
Alam bawah sadar kolektif bisa juga disebut
dengan “warisan psikis”. Ketidaksadaran kolektif adalah tumpukan pengalaman
kita sebagai spesies, semacam pengetahuan bersama yang kita miliki sejak lahir.
Akan tetapi, pengalaman ini tidak bisa kita sadari secara langsung. Ia
memengaruhi segenap pengalaman dan prilaku kita, khususnya yang berbentuk
perasaan, tapi hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui
pengaruh-pengaruh yang ia timbulkan. Ketidaksadaran adalah tidak disadari, lalu
bagaimana orang dapat mengenalnya atau mengetahuinya. Pengetahuan mengenai
ketidaksadaran itu diperolaeh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi
daripada isi-isi ketidaksadaran itu. Manifestasi ketidaksadaran itu dapat
berbentuk Arketipe dsb.
a.
Arketipe (pola dasar)
Isi alam bawah sadar kolektif disebut arketipe. Jung juga menyebutkan dengan
dominan, imago, bayangan-bayangan mitologis atau primordial dan sebagainya,
namun tampaknya yang paling terkenal dan paling tepat adalah arketipe. Arketipe
adalah kecenderungan yang tidak dapat dipelajari untuk mengalami hal-hal
tertentu melalui jalan-jalan tertentu. Arketipe tidak memiliki wujud pada
dirinya sendiri, tapi dia bereaksi sebagai “prinsip penentu” pada apa-apa yang
kita lihat atau lakukan. Cara kerjanya sama dengan cara kerja insting dalam
teori Freud. Pertama-tama, seorang bayi hanya ingin makan, tanpa mengetahui apa
yang akan dimakan.
b.
Arketipe Ibu (The Mother Archetype)
Arketipe ibu adalah salah satu contoh paling
baik. Kita semua berada dalam lingkungan masyarakat yang melibatkan ibu. Petama
kita lahir ke dunia ini sudah membutuhkan ibu, mencarinya, mengingatnya, dan
berhubungan dengannya.
Arketipe ibu adalah kemampuan kita yang sudah
dari sono-nya untuk mengingat
hubungan-hubungan tertentu, yaitu segenap hal yang berkaitan dengan
“ke-ibu-an”. jung menganggap gambaran seperti di atas masih sangat abstrak dan
kita ingin meproyeksikan arketipe itu ke dunia dan kepada sosok yang jelas,
yang biasanya pada ibu kita sediri. Bahkan ketika kita memang tidak memiliki
sosok yang jelas untuk “mengkonkretkan” arketipe ibu ini, kata akan berusaha
mempersonifikasikan arketipe itu pada tokoh-tokoh mitologis dalam dongeng.
Tokoh inilah yang menjadi symbol dari arketipe tersebut.
c.
Mana
Anda harus paham bahwa arketipe-arketipe yang
dimaksud Jung di sini sama sekali tidak bersigat biologis seperti insting dalam
teori Freud. Arketipe adalah tuntutan-tuntutan yang bersifat spiritual.
Contohnya, kalau anda bermimpi tentang sebuah benda yang panjang, Freud akan
menafsirkan benda itu sebagai phallus
(penis) atau keinginan untuk berseggama. Tapi Jung punya tafsiran yang sangat
berbeda. Menurut dia, bermimpi tentang penis sekalipun belum tentu menandakan
adanya kebutuhan seksual yang tak terpenuhi.
d.
Bayangan-bayangan
Arketipe ini adalah sisi gelap ego dan tempat
bercokolnya sisi jahat manusia. Pada dasarnya, bayangan bersifat amoral (tidak
baik, tidak buruk, persis seperti binatang). Seekor binatang berperilaku jahat
bukan berarti itu keinginan mereka namun karena alam memang menuntutnya begitu.
Ketika hal ini kita lihat dari sudut pandang manusia, dunia binatang akan
terlihat kejam, tidak manusiawi dan dengan begitu bayangan pun dianggap sebagai
sampah yang jadi bagian diri kita, namun tidak bisa kita singkirkan.
e.
Imago
Jung mengatakan isi kejiwaan yang
diproyeksikan kepada orang lain itu disebut imago.
Proyeksi disini diartikan “dengan secara tidak sadar menempatkan isi-isi batin
sendiri pada obyek-obyek diluar dirinya”.
f.
Persona
Cara individu dengan sadar menampakkan diri
diri keluar (ke dunia sekitar) oleh Jung disebut Persona. Jung sendiri memberikan batasan persona sebagai “kompleks
fungsi-fungsi yang terbentuk atau dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian
atau usaha mencari penyelesaian, tetapi tidak sama dengan individualitas.
Walaupun persona awalnya adalah arketipe, namun seiring perjalanan waktu kita
akan menyadarinya, dan dia pun adalah bagian dari diri kita yang paling jauh
letaknya dari ketidak sadaran kolektif. Ketika suasana mendukung, persona
adalah “kesan baik” yang ingin kita perlihatkan ketika masyarakat menuntut
peran kita. Namun ada kalanya, justru “kesan buruk” yang kita tampilkan untuk
mengecoh pendapat dan prilaku orang lain. Akan tetapi, kejadian yang paling
buruk adalah ketika kita sendiri ikut terkecoh dengan persona yang kita
tampilkan. Kadang-kadang kita meyakini diri kita seperti apa yang kita
bayangkan, padahal sesungguhnya tidak.
g.
Anima & Animus
Anima adalah sisi kewanitaan yang hadir dalam ketidaksadaran
kolektif pria, sementara animus adalah sisi kepriaan yang hadir dalam
ketidaksadaran wanita. Anima & animus disebut syzygy. Tiap-tiap manusia bersifat “bi-seksual”, jadi tiap-tiap
manusia mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin lawannya. Orang
laki-laki ketidak sadarannya adalah betina (animus), dan orang perempuan
ketidaksadarannya adalah jantan (anima). Anima atau animus itu ada dalam
hubungan yang langsung dengan persona. Persona menyesuaikan diri ke luar sedang
anima atau animus menyesuaikan diri ke dalam. Jadi persona adalah fungsi
perantara antara aku dan dunia luar,
sedang anima atau animus adalah fungsi perantara antara aku dan dunia dalam.
4.
Dinamika Psikhe (Psyche)
Aspek-aspek psikhe terlalu banyak untuk di
bahas di sini satu persatu. Sekarang akan dbicarakan salah satu aspeknya yang
terpenting, yakni prinsip-prinsip kerjanya. Jung mengatakan bahwa ada tiga
prinsip kerja psikhe, yang pertama adalah Prinsip Oposisi, prinsip kesamaan
& prinsip entropi.
1) Prinsip
oposisi : oposisi lebih mirib dua kutub
baterai atau dua belahan atom yang saling berlawanan. Adanya pikiran-pikiran
yang berlawanan dengan apa yang akan kita lakukan itu lah yang disebut prinsip oposisi. Semisal kita ingin
menolong anak burung yang terluka namun ada pikiran di dalam pikiran kita
apakah kita akan bisa menolong anak burung itu atau malah akan membuat anak
burung itu mati. Pertentangan inilah yang menimbulkan energy, semakin kuat
pertentangan terjadi, semakin besar energy yang dihasilkan.
2) Prinsip
Kesamaan : energy yang muncul dari oposisi ini
“diberikan” sama banyak kepada dua sisi yang berlawanan tersebut. Seperti
contoh diatas, kalau kita memutuskan untuk memegang dan menolong anak burung
tadi dengan tangan kita, kita memiliki energy yang cukup untuk melaksanakan
niat tersebut. Tapi energy yang akan menghalangi saya untuk menolongnya juga
sama besarnya dengan energy yang menyuruh saya. Di dalam prinsip ini ada yang
namanya kompleks. kompleks adalah
bentuk-bentuk pikiran dan perasaan yang ditekan dan kemudian berkumpul di
seputar tema dari salah satu arketipe yang ada. Jadi semacam penyangkalan
terhadap pikiran kita. Semisal apa yang telah kita lakukan adalah salah, namun
kita tetap mengatakan bahwa kita baik-baik saja dan tidak melakukan perbuatan
yang salah.
3) Prinsip
Entropi : adalah kecenderungan oposisi untuk
hadir secara bersamaan, sedangkan energy yang ditimbulkannya malah lenyap. Jung
meminjamkan ide ini dari fisika, di mana entropi berarti kecenderungan seluruh
system fisikal yang “melemah”. Artinya, setiap energy mengalir kemana-mana
tanpa terkendali. Misalnya para remaja
yang dengan sangat cepat dapat merubah kepribadiannya dari yang awalnya urakan
menjadi religious dan sebagainya. Dengan bertambahnya usia, kita pun mulai
merasa nyaman dengan berbagai perbedaan dalam diri kita. kita tidak lagi
bersikap idealistic naif dan menyadari bahwa di dalam diri kita berbaur sifat
baik dan buruk sekaligus. Proses keluar dari oposisi ini, proses keluar untuk
melihat dua sisi yang ada dalam diri kita disebut transendensi.
5. Introversi & Ekstroversi
Jung mengembangkan sebuah tipologi kepribadian
yang kemudian sangat popular, sehingga kadang orang lupa bahwa dia lah yang
menemukan tipologi ini. Tipologi dimulai dengan pembagian antara introvesi & ekstroversi. Introvert
adalah orang yang lebih mementingkan dunia internal pikiran, perasaan, fantasi,
dan mimpi mereka, sementara orang yang ekstrovert lebih mementingkan dunia
eksternal yang terdiri dari segala benda, orang lain dan aktivitas-aktivitas
luar.
Orang yang introvert biasanya penyesuaiannya
dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain.
Penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Bahaya tipe introvert adalah kalau
jarak dengan dunia obyektif terlalu jauh, sehingga orang lepas dari dunia
obyektifnya. Sedangkan orang yang ekstrovert biasanya dia bersikap positif
terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain
lancar. Bahaya bagi tipe ekstrovert ini ialah apabila ikatan terhadap dunia
luar itu terlampau kuat, sehingga dia tenggelam di dalam dnia obyektif,
kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subyektifnya sendiri.
6. Perkembangan Psyche atau Kepribadian
Jung tidak berbicara mengenai perkembangan
dalam cara seperti yang dilakukan oleh kebanyakan ahli-ahli lainnya. Dia
berbicara tentang perkembangan umat dan manusia, orang-orang menuju ke taraf
yang lebih sempurna. Apakah tujuan perkembangan itu? Apakah tujuan yang dikejar
oleh manusia atau seluruh umat manusia. Tujuan itu dapat disimpulkan sebagai
aktualisasi-diri (self-actualization). Aktualisasi-diri berarti difenrensiasi
sempurna dan saling hubungan yang selaras seluruh aspek kepribadian manusia.
1.
Jung mengjangkau ke belakang dan ke depan
Jung
berpendapat bahwa dalam teori kepribadian, dua pandangan dari dua tokoh (Freud
: masa lampau & Adler : Teologis) harus diambil. Masa lampau dan teologi
kedua-duanya penting dalam psikologi. Masa kini tidak hanya ditentukan oleh
masa lampau (kaulitas, tidak pula hanya ditentukan oleh masa datang (teologi),
tetapi oleh dua-duanya.
2.
Jalan perkembangan : Progresi dan Regresi
Di
dalam proses perkembangan dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi).
Yang dimaksud dengan progresi oleh Jung adalah bahwa aku sadar dapat menyesuaikan
diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan dunia luar maupun
kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Sedangkan regresi adalah gerak mundur atau
kembali lagi ke fase yang telah di lewati untuk menemukan jalan dalam
menghadapi sebuah rintangan yang di temui. Dengan melakukan gerak mundur, sang
aku mungkin menemukan pengetahuan di dalam ketidak sadaran untuk mengatasi
masalah yang dihadapinya.
3.
Pemindahan Energi Psikis : Sublimasi &
Represi.
Energy
psikis itu dapat di pindahkan, artinya dapat di transfer dari satu aspek atau
system ke lain aspek atau system, dan transfer ini berlangsung atas dasar
prinsip-prinsip pokok dinamika, yaitu Kesamaan dan Entropi. Transfer yang
progresif disebut sublimasi yaitu
transfer dari proses-proses yang lebih primitive, instinktif dan rendah
diferensinya ke proses-proses yang lebih bersifat cultural, spiritual dan
tinggi diferesinya. Apabila penggunaan energy baik secara instinktif maupun
secara lain itu dibendung, maka terjadilah represi (penekanan), energy psikis dengan paksa dimasukkan ke dalam
ketidaksadaran. Jadi dalam pandangan
Jung sublimasi dan represi adalah dua hal yang berlawanan, sublimasi itu
progresif, menyebabkan psyche bergerak maju, menambah rasionalitas. Sedang
represi itu adalah regresif, menyebabkan psyche bergerak mundur dan
menghasilkan irrasionalitas. Namun bagi Jung represi itu tetap mempunyai nilai
positif.
4. “Jalan Kesempurnaan” : Proses Individuasi
Untuk
mencapai kepribadian yang integral serta sehat, maka tiap system atau aspek
kepribadian harus mencapai tahap diferensiasi dan perkembangan yang
sepenuh-penuhnya. Proses ini dapat pula disebut proses pembentukan diri atau
penemuan diri disebut Jung Proses
Individuasi. Proses individuasi itu ditandai oleh bermacam-macam perjuangan
batin dan melalui bermacam-macam fase, yaitu :
ü Fase pertama : membuat sadar fungsi-fungsi
pokok serta sikap jiwa yang ada dalam ketidaksadaran. Dengan cara ini tegangan
dalam batin berkurang dan kemampuan untuk mengadakan orientasi serta
penyesuaian diri meningkat.
ü Fase kedua : membuat sadar imago-imago. Dengan
menyadari ini orang akan mampu melihat kelemahan-kelemahannya sendiri yang
diproyeksikan.
ü Fase ketiga : menginsyafi bahwa manusia hidup
dalam tegangan pasangan-pasangan yang berlawanan, baik rohaniah maupun
jasmaniah, dan bahwa manusia harus tabah mengahadapi hal ini serta dapat
mengatasinya.
ü Fase yang ke empat atau yang terakhir : adanya
hubungan yang selaras antara kesadaran dan ketidaksadaran yang ditmbulkan oleh
kritik konsentrasi umum, yaitu diri. Diri menjadi pusat kepribadian, dan
menerangi, menghubungkan serta mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian.
Inilah manusia integral atau manusia sempurna.
Kelemahan
& Kelebihan Teori Carl gustav jung
Kelemahannya : sebagian besar teori Jung
memang sulit untuk dimengerti termasuk para ilmuan dan sebagian besar psikolog.
Bukan hanya karena dia sepenuhnya mendukung pandangan teleogis tapi juga
mempostulatkan alam bawah sadar (ketidaksadaran) yang nyata-nyata tidak bisa di
telaah secara empiris, dia bahkan mempostulatkan ketidaksadaran kolektif yang
tidak akan pernah disadari, apalagi bisa dikenali secara empiris.
Kelebihannya : Jung mengeluarkan ide tentang
arketipe yang mungkin agak terdengar ganjil. Akan tetapi, ide ini sangat
membantu ketika menjelaskan mitos, dongeng, sastra kuno, symbol-simbol artistic
dan religious. Arketipe-arketipe itu nampaknya mampu menangkap “unit-unit”
paling dasar dari ekspresi diri kita. Jung juga mengeluarkan ide tentang
introvert dan ekstrovert yang dapat membantu kita untuk lebih memahami apakah
kepribadian kita itu introvert atau ekstrovert.
Kesimpulan
1. Teori Jung berakar dari teori psikoanalisis
Freud. Bahkan Freud sendiri mengatakan bahwa Jung lah bapak psikoanalisis yang
akan mewarisi tahta Freud.
2. Dalam teorinya Jung membagi psyche (jiwa)
menjadi tiga bagian yaitu, ego (alam sadar), ketidaksadaran personal &
ketidaksadaran kolektif. Di dalam ego terdapat dua komponen pokok yaitu fungsi
jiwa & sikap jiwa. Lalu ketidak sadaran kolektif yang didalamnya terdapat
arketipe. Di dalam arketipe ada beberapa isinya seperti arketipe ibu, mana,
baying-bayang, persona, imago, dll.
3. Jung juga dalam teorinya beberapa menggunakan
bahasa-bahasa sansekerta atau istilah-istilah yang ada dalam agama Hindu
seperti mana dbs.
4. Jung juga mengembangkan sebuah tipologi
kepribadian yang sangat popular yaitu, introvert dan ekstrovert. Introvert
adalah kepribadian seseorang yang cenderung tertutup, sedangkan ekstrovet
adalah yang sebaliknya.
0 comments:
Post a Comment