Latar Belakang Teori
Waktu psikologi mulai
tumbuh menjadi ilmu pengetahuan di Jerman pada pertengahan abad ke-19, maka
yang dijadikan obyek adalah kesadaran. Hal ini timbul terutama karena pengaruh
Descartes yang dengan
berpangkal kepada semboyan : Cagito Ergo sum menetapkan bahwa obyek psikologi adalah kesadaran. Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur structural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam panca indera. Psikologi berusaha mencari unsur dasar daripada kesadaran itu dan menentukan bagaimana unsur-unsur itu bergabung.
berpangkal kepada semboyan : Cagito Ergo sum menetapkan bahwa obyek psikologi adalah kesadaran. Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur structural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam panca indera. Psikologi berusaha mencari unsur dasar daripada kesadaran itu dan menentukan bagaimana unsur-unsur itu bergabung.
Pendapat yang demikian
itu banyak yang menentang, salah satunya adalah Sigmund Freud. Freud menganggap
bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja dari pada seluruh kehidupan
psikis. Freud memisalkan hal itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada
di atas permukaan laut itu menggambarkan kesadaran , sedangkan yang di bawah
permukaan laut adalah yang merupakan bagian terbesar yaitu ketidak sadaran. Di
dalam ketidak sadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong
pribadi. Karena itu untuk benar benar memahami kepribadian manusia , psikologi
kesadaran (yang oleh Freud disebut psikologi permukaan) tidaklah mencukupi,
orang harus menjelajah lebih dalam ke daerah ketidak sadaran dengan
mengembangkan Psikologi dalam. Selama lebih dari 40 tahun Freud menjelajah
ketidak sadaran itu dengan metode asosiasi bebas dan berhasil mengembangkan
teori kepribadian yang kemudian besar sekali pengaruhnya dalam lapangan psikologi.
A.
Pembahasan
Latar Belakang
Tokoh
Sigmund Freud lahir di
Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23
September 1939. Selama hamper 80 tahun Freud tingal di Wina dan baru
meninggalkan kota ketika Nazi menaklukkan Austria. Sebagai anak muda Freud
bercita-cita ingin menjadi ahli ilmu pegetahuan dan dengan keinginan itu pada
tahun 1873 dia masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan tamat pada tahun
1881. Freud juga sempat melakukan praktek sebagai dokter.
Perhatian khusus Freud
terhadap Neurologi mendorongnya mengadakan spesialisasi dalam perawatan
orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Untuk mempertingi kecakapannya
Freud belajar selama satu tahun kepada seorang ahli penyakit jiwa Perancis yang
terkenal yaitu Jean Charcot. Dalam merawat pasien-pasiennya Charcot
mempergunakan metode hipnotis. Freud mencoba pula metode hipnotis tersebut
namun dia tidak puas akan hasilnya, karena itu ketika dia mendengar bahwa
Joseph Breuer, seorang dokter di Wina mempergunakan metode lain yaitu metode
dengan mengajak pasien berbicara dan berhasil, maka Freud lalu mencobanya dan
ternyata berhasil dan hasilnya lebih memuaskan. Breur dan Freud bersama-sama
menulis tentang hysteria yang disembuhkan dengan percakapan itu (Studien Ueber
Hysterie, 1895)
Setelah beberapa lama
membuka praktik Neurologi dan menjadi direktur sebuah taman kanak-kanak di
berlin, Freud kembali ke Wina dan menikah dengan Martha Bernays yang telah
bertunangan dengannya beberapa tahun sebelumnya. Dia mempunyai 6 orang anak
diantaranya adalah Anna Freud yang mengikuti jejak ayahnya dalam bidang
psikoanalisis. Di sini dia mulai membuka praktik Neuropsikiatri dengan bantuan
Joseph Breur.
Akan tetapi kedua ahli
itu segera bertentangan pendapat mengenai pentingnya factor seksual dalam
hysteria. Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual merupakan sebab dari
pada hysteria, sedangkan Breur dalam hal ini berpandangan lain. Sejak berpisah
dengan Breur, Freud menempuh jalannya sendiri dan mengemukakan
gagasan-gagasannya yang akhirnya merupakan dasar dari pada teori psikoanalisis
dan memuncak dengan terbitnya karya utamanya yang pertama : “Traumdeutung
(Takbir mimpi, The Interpretation of Dream, 1900)”.
Teori-Teori Oleh Sigmund Freud
Sebenarnya, Freud bukanlah orang
pertama yang menemukan ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious mind), tapi dialah yang membuat ide itu begitu
terkenal. Alam Sadar adalah apa yang
anda sadari pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingantan,
pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Terkait erat dengan alam sadar
ini adalah alam pra-sadar yaitu apa
yang kita sebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia” yaitu, segala
sesuatu yang dengan mudah dapat di panggil ke alam sadar, kenangan-kenangan
yang walaupun tidak anda ingat waktu berfikir tapi dapat dengan mudah di
panggil lagi.
Adapun bagian terbesar adalah alam bawah sadar. Bagian ini mencakup segala sesuatu
yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, termasuk segala sesuatu yang memang
asalnya dari alam bawah sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala
sesuatu yang masuk ke situ karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti
kenangn atau emosi-emosi yang terkait dengan trauma. Freud berpendapat bahwa
alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri
kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makan atau seks, daya-daya
neurotic, atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuan berkarya.
1. Struktur
Kepribadian
Menurut Freud kepribadian terdiri
atas 3 sistem atau aspek, yaitu : id, ego, Super Ego. Kendatipun ketiga aspek
tersebut masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja,
dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga
(tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku
manusia. Tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari ketiga aspek itu.
1)
Id
Id disebut juga oleh Freud System der Unbewussten. Aspek ini adalah
aspek biologis dan merupakan system yang original di dalam kepribadian. Dari
aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Id berisikan hal-hal yang dibawa
sejak lahir (unsure-unsur biologis), termasuk insting-insting dan id merupakan “reservoir”
energy psikis yang menggerakkan Ego dan Super Ego. Yang menjadi pedoman dalam
berfungsinya Id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar
keenakan. Pedoman ini disebut Freud “prinsip kenikmatan” atau “prinsip
keenakan”. Misalnya bayi yang lapar dan menginginkan makanan dan itu harus di
penuhi.
2)
Ego
Ego disebut juga System der
Bewussten-Vorbewussten. Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia
melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari obyek-obyek untuk
memuaskan keinginan dan nafsu yang di munculkan Id untuk merepresentasikan apa
yang dibutuhkan organism. Proses penyelesaian ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti halnya Id, ego
berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realita, artinya dia memenuhi kebutuhan
organismeberdasarkan obyek-obyek yang sesuai dan dapat di temukan dalam
kenyataan. Ego mempresentasikan kenyataan, dan sampai tingkat tertentu, juga
mempresentasikan akal. Ego akan tetap mencatat apa-apa yang menghalangi dan
sekaligus mengingat apa-apa yang memuluskan jalannya mencapai tujuan.
3)
Super Ego
Super Ego lebih merupakan
kesempurnaan dari pada kesenangan, karena itu Super Ego dapat pula disebut
sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah
sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan
demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
2.
Dinamika Kepribadian
a) Instink
Ada tiga hal yang banyak persamaan,
yaitu instink, keinginan, dan kebutuhan. Instink adalah sumber perangsang
somatis dalam yang dibawa sejak lahir, keinginan adalah perangsang psikologis,
sedangkan kebutuhan adalah perangsang jasmani. Jadi misalnya, dapat digambarkan
secara fisiologis sebagai kekurangan akan makanan atau secara psikologis
sebagai keinginan akan makanan. Keinginan itu menjadi alasan (motif) tingkah
laku. Misalnya orang lapar mencari makanan.
Freud berpendapat bahwa seluruh
prilaku manusia didorong oleh nafsu atau instink, dimana instink merupakan
representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis. Bermacam-macam
instink dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : Instink untuk hidup &
instink untuk mati.
Ø Instink Untuk Hidup
Fungsi instink hidup ialah untuk melayani maksud individu
untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk utam daripada instink ini ialah
instink-instink makan, minum, dan seksual. Bentuk energy yang dipakai oleh
instink hidup untuk mencari makan dan lawan jenis oleh Freud disebut “libido”, sebuah kata latin yang
berarti “aku berhasrat”.
Ø Instink Untuk Mati
Menjelang akhir hanyatnya, Freud mulai menyadari bahwa
insting kehidupan ternyata bukan akhir seluruh cerita. Libido adalah sesuatu
yang hidup, prinsip kenikmatan membuat kita terus bergerak dan berusaha
bertahan hidup. Tujuan dari segala gerak dan usaha ini tetap belum terpenuhi,
oleh sebab itu harus terus-menerus diusahakan agar terpenuhi, menjadi stabil
dan tenang, serta tidak ada lagi kebutuhan. Mungkin anda bisa mengatakan bahwa
tujuan hidup sebenarnya adalah mati. Freud mulai yakin bahwa “di balik”dan “di
samping” kehidupan terdapat insting kematian. Freud mulai percaya
bahwa setiap pribadi secara tidak sadar pasti ingin mati. Awalnya pendapat
Freud ini tentu kelihatan ganjil, dan terang saja di tolak mentah-mentah oleh
para muridnya, tapi sekiranya pendapat ini ada landasannya dari pengalaman dia
sendiri. Kehidupan tidak jarang merupakan proses yang menyakitkan dan
menakutkan. Dengan mudah kita dapat melihat bagaiman sebagian besar manusia di
dunia ini hidup dalam penderitaan dan hanya sedikit yang bahagia dan senang.
Oleh sebab itu, wajar saja jika kematian dianggap sebagai penyelesaian dari
pergulatan penderitaan ini.
Freud merujuk pada prinsip
Nirwana. Nirwana adalah gagasan dalah agama Budha, yang kerap diterjemahkan
sebagai surge, tapi arti sebenarnya adalah “padam”. Bukti-bukti dalam kehidupan
sehari-hari tentang adanya instink kematian dan prinsip nirwana ini adalah saat
kita benar-benar menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk
dorongan dan rangsangan.
b) Kecemasan
Suatu kali, Freud berujar “life is
not easy”, dinamika kepribadian untuk sebagian besar dikuasai oleh keharusan
untuk memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan obyek-obyek di dunia
luar. Lingkungan menyediakan makanan dan hal yang lain yang membuat senang, di
samping itu lingkungan juga berisikan daerah-daerah yang berbahaya dan tidak
aman. Jadi lingkungan dapat memberi kepuasan maupun mengancam, atau dengan kata
lain lingkungan mempunyai kekuatan untuk memberikan kepuasan dan mereduksi
tegangan. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidak senangan dan
pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut.
Freud mengemukakan ada 3 kecemasan, yaitu :
a)
Kecemasan Realistis
Kecemasan Realistis lebih bisa disebut sebagai rasa takut.
Sebagai contoh jika ada yang melempar ular berbisa ke hadapan anda, anda pasti
akan mengalami kecemasan realistic ini. Jadi kecemasan realistic adalah
kecemasan atau rasa takut (namun istilah ini tidak terlalu umum) terhadap
sesuatu yang real.
b)
Kecemasan Neurotis
Perasaan jenis ini muncul akibat rangsangan-rangsangan id.
Kalau anda pernah merasakan “kehilangan id”, gugup, tidak mampu mengendalikan
diri, perilaku, akal, dan bahkan pikiran anda, maka anda saat itu sedang
mengalami kecemasan neurotic. Neurotic adalah
kata lai dari perasaan gugup.
c)
Kecemasan Moral
Kecemasan ini akan kita rasakan ketika ancaman datang bukan dari luar,
dari dunia fisik, tapi dari dunia social superego yang telah
terinternalisasikan ke dalam diri kita. Kecemasan moral ini adalah kata lain
dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi.
3.
Perkembangan Kepribadian
1)
Identifikasi
Pengertiannya adalah hubungan dalam pembentukan id, ego, super ego.
2)
Pemindahan Obyek
Apabila obyek pilihan suatu instink yang asli tidak dapat di capai karena
rintangan (anti-cathexis), baik
rintangan dari dalam maupun dari luar, maka terbentuklah cathexis yang baru, kecuali kalau terjadi penekanan yang cukup
kuat. Apabila cathexis yang baru ini juga tak dapat dipenuhi, akan terjadi
cathexis yang lain pula,.. demikian seterusnya sampai ada obyek yang dapat
dipakai untuk mereduksi tegangan. Obyek ini akan dipakai terus sampai saat
habis kemampuannya untuk mereduksi tegangan. Selama proses pemindahan itu
sumber dan tujuan instink tetap, hanya obyeknya yang berubah-ubah.
Adapun arah pemindahan obyek ini di tentukan oleh dua factor, yaitu :
1. Kemiripan obyek pengganti terhadap
obyek aslinya
2. Sangsi-sangsi dan larangan masyarakat
3)
Mekanisme pertahanan
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang berlebihan, maka ego
kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang ekstreme untuk menghilangkan atau
mereduksi tegangan. Cara-cara yang demikian itu disebut mekanisme pertahanan.
Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Penolakan
Penolakan dilakukan dengan cara memblokir peristiwa-peristiwa
yang datang dari luar kedaran. Jika dalam situsi tertentu peristiwa ini terlalu
banyak untuk di tanggulangi, seorang hanya perlu menolak mengalaminya.
Sebagaimana yang anda kira, cara ini adalah cara yang paling primitive dan
berbahaya karena tidak ada orang yang selamanya mampu lari dari kenyataan.
Penolakan dapat bekerja sendiri atau biasanya dikombinasikan dengan bentuk
mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh.
b)
Represi
Represi adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali
situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi juga merupakan mekanisme
pertahanan ego yang berbahaya sekaligus menjadi bentuk paling umumnya. Mekanisme
pertahanan ini berfungsi secara tidak sadar misal merepresi rasa takut akan
air.
c)
Asketisisme
Asketisisme atau menolak segala kebutuhan. Mekanisme
pertahanan ini paling jarang di kenali orang, namun menjadi sangat releva
sekali di zaman sekarang dengan begitu banyaknya gangguan mental yang disebut anorexia.
d)
Isolasi
Isolasi disebut juga intelektualisasi diri. Mekanisme ini
berjalan dengan cara mengalihkan emosi dari kenangan yang menakutkan.
e)
Penggantian
Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan dorongan ke
target pengganti.
f)
Melawan Diri Sendiri
Ini merupakan bentuk penggantian paling khusus, dimana
seseorang menjadikan dirinya sendiri target pengganti. Biasanya diri sendiri
dijadikan sebagai target pengganti untuk melampiaskan rasa benci, marah dan
keberingasan ketimbang pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif. Menurut
Freud, mekanisme ini dapat menjelaskan perasaan minder, bersalah dan depresi
yang kita alami.
g)
Proyeksi
Proyeksi disebut Anna Freud sebagai pengganti ke arah luar.
Mekanisme ini merupakan kebalikan dari melawan diri sendiri. Mekanisme ini
meliputi kecenderungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh
orang lain.
h)
Tawanan altruistic
Adalah bentuk proyeksi yang awalnya terlihat berlawanan. Di
sini, orang berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi
dengan memanfaatkan orang lain.
i)
Pembentukan Reaksi
Oleh Anna Freud ini disebut dengan “percaya pada hal yang
sebaliknya”. Mekanisme ini adalah merubah dorongan-dorongan yang tidak dapat
diterima menjadi kebalikannya (dapat diterima)
j)
Penghapusan
Mekanisme ini mencakup gesture atau ritual “magis” yang
bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang tidak mengenakkan.
k)
Introjeksi
Ini juga kadang disebut identifikasi. Mekanisme ini bekerja
dengan cara membawa kepribadian orang lain masuk ke dalam diri anda, karena
dengan begitu anda dapat menyelesaikan masalah perasaan yang mengganggu anda.
l)
Identifikasi Dengan Penyerang
Ini adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian,
bukan dari segi umum atau positif, tapi dari sisi negative. Jika anda merasa
takut dengan seseorang, anda akan menaklukkan rasa takut itu dengan pura-pura
menjadi orang yang anda takuti.
m)
Regresi
Regresi adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang
mengalami tekanan psikologis. Ketika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan,
prilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitive.
n)
Rasionalisasi
Adalah pendistorsian kognitif terhadap “kenyataan” dengan
tujuan kenyataan tersebut tidak lagi memberi kesan menakutkan. Kita kerap
melakukan hal ini secara sadar ketika kita mecoba memaafkan diri sendiri dari
kesalahan dengan menyalahkan orang lain. Bagi orang yang memiliki ego
sensitive, menyalahkan orang lain begitu mudah dilakukan.
o)
Sublimasi
Adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam
bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk
yang bisa diterima secara social.
4)
Fase-fase Perkembangan
Berdasarkan pengamatan yang Freud
lakukan, dia membuat teori tahap perkembangan psikoseksual. Tahap perkembangan
psikoseksual itu adalah :
Ø Tahap Oral : berlangsung dari usia 0 sampai 18
bulan. Titik kenikmatan terletak pada mulut, di mana aktivitas paling utama
adalah menghisap dan menggigit.
Ø Tahap Anal :
yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai usia 3-4 tahun. Titik kenikmatan
terletak pada anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktivitas yang
paling dinikmati.
Ø Tahap Phallic :
berlangsung antara usia 3 sampai 5,6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di tahap
ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah
masturbasi. Pada masa inilah adanya Oedipus
Kompleks (anak yang jatuh cinta pada salah satu orang tuanya yang berlainan
jenis kelamin dengannya dalam pengertian seksual yang luas), Kecemasan Dikebiri (kecemasan
kalau-kalau seseorang kehilangan penisnya), Penis Envy (kecemburuan anak perempuan terhadap anak laki-laki
karena dia tidak memiliki penis).
Ø Tahap Laten :
berlangsung dari usia 5,6 atau 7 sampai pubertas (sekitar usia 12 tahun). Dalam
tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian
rupa demi proses belajar.
Ø Tahap Genital :
dimulai pada saat usia pubertas, ketika dorongan seksual sangat jelas terlihat
pada diri remaja, khususnya yang tertuju pada kenikmatan hubungan seksual.
5) Karakter /
kepribadian
Menurut Freud, pengalaman-pengalaman
trumatis adalah yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadian.
Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang yang hanya
bisa di pahami berdasarkan latar belakang individual. Namun trauma-trauma yang
menyangkut tahap-tahap perkembangan memiliki dampak yang hamper sama pada
setiap orang, sebab setiap dari kita pasti melewati tahap-tahap ini.
§ Fiksasi :
kepribadian yang masih terkurung di masa kanak-kanak. Fiksasi adalah dimana
kendala yang ditemukan pada satu tahap tetap bertahan dan mempengaruhi
kepribadian atau karakter anda di tahap-tahap berikutnya.
§ Karakter Oral-pasif : orang dengan karakter ini cenderung selalu bergantung pada orang lain.
Kecenderungannya adalah yang mereka inginkan hal-hal yang berhubungan dengan
kepuasan mulut. Ini dapat terjadi karena fase oralnya tidak terpenuhi dengan
baik.
§ Kepribadian Oral-agresif : orang dengan kepribadian semacam ini memiliki hasrat untuk
selalu menggigit (pensil, permen, dll). Mereka cenderung agresif,
argumentative, sarkastis, dsb. Ini dapat terjadi karena fase oralnya pada usia
5-8 bulan tidak terpenuhi.
§ Kepribadian Anal-agresif : orang yang dengan kepribadian ini cenderung tidak rapi,
sembarangan dan ceroboh. Bahkan ada yang sampai pada tahap kejam dan
destruktif. Ini dapat terjadi karena fase analnya tidak berjalan dengan bagus.
§ Kepribadian
Anal-retentif : kepribadian seperti ini cenderung gila akan sesuatu,
perfeksionis, keras kepala dan agak dictator. Mereka sangat kaku dalam segala
hal. Ini disebabkan oleh pola didikan yang keras dan terlalu disiplin dari
orang tua.
Terapi-terapi Freud
Berikut ini adalah beberapa garis
besar terapi dari Freud :
Suasana Rileks
: Klien yang sedang menjalani terapi harus merasa bebas dan santai untuk
mengungkapkan masalahnya,
Pembebasan Asosiasi : Klien dibebaskan untuk bicara apa saja. Berdasarkan teori, dengan
adanya kesantaian, konflik-konflik alam sadar akan muncul ke permukaan.
Resistensi : adalah
tanda-tanda yang di pahami oleh terapis dari klien yang menjadi masalah klien.
Analisis Mimpi
: terapis menggunakan keinginan-keinginan id yang muncul dalam mimpi dan sudah
di lepaskan dalam bentuk simbolik ke alam sadar. Namun, tafsir mimpi Freud
mempunyai kekhasan tersendiri yaitu kecenderungannya untuk menemukan
makna-makna seksual dari mimpi kliennya.
Parapraksis :
adalah keceplosan omong. Bagi Freud,
segala kejadian memiliki maknanya sendiri-sendiri seperti salah ucap, salah
belok, dsb. Dan kejadian-kejadian tersebut dikaji sangat serius oleh Freud
Transferensi :
terjadinya pengarahan perasaan dari klien terhadap terapis.
Katarsis :
adalah luapan emosi secara dramatis dan peristiwa traumatic yang
sekonyong-konyong terungkit kembali.
Ingatan :
adalah teringatnya seseorang akan sumber emosinya, akan peristiwa traumatic
yang dialaminya. sebagian besar terapi selesai ketika tahap katarsis dan
ingatan ini dialami oleh klien.
Freud mengatakan bahwa tujuan terapi
adalah “membuat alam bawah sadar dapat disadari”.
Kelemahan
& Kelebihan Teori Freud
Kelemahannya : Di antara konsep dalam teori
Freud yang kurang bisa diterima khalayak luas adalah Oedipus Kompleks,
kecemasan dikebiri dan penis envy.
Memang ada diantara beberapa anak yang berhubungan dekat dengan orangtua mereka
yang berbeda kelamin dengan dia dan berkompetisi dengan orangtua yang
berkelamin sama dengan dia untuk mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari
orang tua yang berjenis kelamin berbeda. Namun hampir seluruh teoritikus
kepribadian menganggap hal itu sebagai pengecualian ketimbang hokum yang
universal. Tidak semua anak yang berhubungan dekat dengan orang tua mereka yang
berbeda jenis kelamin dengan dia akan mengalami perasaan atau muncul keinginan
seksual dalam pengertian luas ke orangtua mereka yang berbeda jenis kelamin
dengannya. Begitu pula halnya dengan Kecemasan Kebiri dan penis envy. Hal tersebut mungkin hanya dialami oleh beberapa anak
di seluruh dunia. Kritik besar juga juga ditujukan ke konsep Seksualitas Freud
yang beranggapan bahwa manusia hidup didorong oleh nafsu seks, padahal pada
kenyataannya tidak segala kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan berhubungan
dengan hubungan seks.
Kelebihannya : teori –teori Freud perlu diakui
bahwa teori-teorinya telah menyadarkan kita tetang dua dorongan dan bagaimana
kuatnya pengaruh itu pada kita. Freud juga menunjukan betapa besar pengaruh
keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang sebagai pria atau wanita. Id dan
super ego akan selalu terdapat dalam diri kita. Freud juga menjelaskan kenangan
akan truma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu yang
harus diperbaiki. Lalu Freud juga mengeluarkan ide tentang Mekanisme Pertahan
Diri yang harus kita terima karena manusia memang pada kenyataannya punya cara
sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang kenyataan tersebut
agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Dan yang terakhir adalah pola
terapi yang dicetuskan Freud.
Kesimpulan
1. Freud mengenali kepribadian seseorang tidak
hanya melalui kesadarn tapi juga dengan memahami apa yang ada pada alam
pra-sadar dan alam bawah sadar seseorang.
2. Struktur kepribadian menurut Freud terdiri
dari Id, ego, dan super ego.
3. Dinamika kepribadian seseorang menurut Freud
yang pertama terdiri dari insting (insting hidup & insting mati), kecemasan
(neurotis, moral & realistis)
4. Perkembangan kepribadian menurut Freud terdiri
dari, yang pertama identifikasi, pemindahan obyek, mekanisme pertahanan, dan 5
fase perkembangan (Oral, anal, phallic, laten genital). Frud juga mengeluarkan
ide tentang bagaimana karakter seseorang terbentuk berdasarkan fase-fasenya dan
terapi khas psikoanalisis.
1 comments:
Terimakasih tulisannya bermanfaat sekali.
My blog
Post a Comment