Monday 9 December 2013

Teori Psikoanalisis Sigmund Freud



Latar Belakang Teori
Waktu psikologi mulai tumbuh menjadi ilmu pengetahuan di Jerman pada pertengahan abad ke-19, maka yang dijadikan obyek adalah kesadaran. Hal ini timbul terutama karena pengaruh Descartes yang dengan
berpangkal kepada semboyan : Cagito Ergo sum  menetapkan bahwa obyek psikologi adalah kesadaran. Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur structural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam panca indera. Psikologi berusaha mencari unsur dasar daripada kesadaran itu dan menentukan bagaimana unsur-unsur itu bergabung.
Pendapat yang demikian itu banyak yang menentang, salah satunya adalah Sigmund Freud. Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja dari pada seluruh kehidupan psikis. Freud memisalkan hal itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan laut itu menggambarkan kesadaran , sedangkan yang di bawah permukaan laut adalah yang merupakan bagian terbesar yaitu ketidak sadaran. Di dalam ketidak sadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi. Karena itu untuk benar benar memahami kepribadian manusia , psikologi kesadaran (yang oleh Freud disebut psikologi permukaan) tidaklah mencukupi, orang harus menjelajah lebih dalam ke daerah ketidak sadaran dengan mengembangkan Psikologi dalam. Selama lebih dari 40 tahun Freud menjelajah ketidak sadaran itu dengan metode asosiasi bebas dan berhasil mengembangkan teori kepribadian yang kemudian besar sekali pengaruhnya dalam lapangan psikologi.



A.    Pembahasan
Latar Belakang Tokoh
Sigmund Freud lahir di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Selama hamper 80 tahun Freud tingal di Wina dan baru meninggalkan kota ketika Nazi menaklukkan Austria. Sebagai anak muda Freud bercita-cita ingin menjadi ahli ilmu pegetahuan dan dengan keinginan itu pada tahun 1873 dia masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan tamat pada tahun 1881. Freud juga sempat melakukan praktek sebagai dokter.
Perhatian khusus Freud terhadap Neurologi mendorongnya mengadakan spesialisasi dalam perawatan orang-orang yang menderita gangguan syaraf. Untuk mempertingi kecakapannya Freud belajar selama satu tahun kepada seorang ahli penyakit jiwa Perancis yang terkenal yaitu Jean Charcot. Dalam merawat pasien-pasiennya Charcot mempergunakan metode hipnotis. Freud mencoba pula metode hipnotis tersebut namun dia tidak puas akan hasilnya, karena itu ketika dia mendengar bahwa Joseph Breuer, seorang dokter di Wina mempergunakan metode lain yaitu metode dengan mengajak pasien berbicara dan berhasil, maka Freud lalu mencobanya dan ternyata berhasil dan hasilnya lebih memuaskan. Breur dan Freud bersama-sama menulis tentang hysteria yang disembuhkan dengan percakapan itu (Studien Ueber Hysterie, 1895)
Setelah beberapa lama membuka praktik Neurologi dan menjadi direktur sebuah taman kanak-kanak di berlin, Freud kembali ke Wina dan menikah dengan Martha Bernays yang telah bertunangan dengannya beberapa tahun sebelumnya. Dia mempunyai 6 orang anak diantaranya adalah Anna Freud yang mengikuti jejak ayahnya dalam bidang psikoanalisis. Di sini dia mulai membuka praktik Neuropsikiatri dengan bantuan Joseph Breur.
Akan tetapi kedua ahli itu segera bertentangan pendapat mengenai pentingnya factor seksual dalam hysteria. Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual merupakan sebab dari pada hysteria, sedangkan Breur dalam hal ini berpandangan lain. Sejak berpisah dengan Breur, Freud menempuh jalannya sendiri dan mengemukakan gagasan-gagasannya yang akhirnya merupakan dasar dari pada teori psikoanalisis dan memuncak dengan terbitnya karya utamanya yang pertama : “Traumdeutung (Takbir mimpi, The Interpretation of Dream, 1900)”.

Teori-Teori Oleh Sigmund Freud
Sebenarnya, Freud bukanlah orang pertama yang menemukan ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious mind), tapi dialah yang membuat ide itu begitu terkenal. Alam Sadar adalah apa yang anda sadari pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingantan, pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Terkait erat dengan alam sadar ini adalah alam pra-sadar yaitu apa yang kita sebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia” yaitu, segala sesuatu yang dengan mudah dapat di panggil ke alam sadar, kenangan-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berfikir tapi dapat dengan mudah di panggil lagi.
Adapun bagian terbesar adalah alam bawah sadar. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke situ karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangn atau emosi-emosi yang terkait dengan trauma. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makan atau seks, daya-daya neurotic, atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuan berkarya.

1.    Struktur Kepribadian
Menurut Freud kepribadian terdiri atas 3 sistem atau aspek, yaitu : id, ego, Super Ego. Kendatipun ketiga aspek tersebut masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari ketiga aspek itu.

1)        Id
Id disebut juga oleh Freud System der Unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan system yang original di dalam kepribadian. Dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsure-unsur biologis), termasuk insting-insting dan id merupakan “reservoir” energy psikis yang menggerakkan Ego dan Super Ego. Yang menjadi pedoman dalam berfungsinya Id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Pedoman ini disebut Freud “prinsip kenikmatan” atau “prinsip keenakan”. Misalnya bayi yang lapar dan menginginkan makanan dan itu harus di penuhi.
2)        Ego
Ego disebut juga System der Bewussten-Vorbewussten. Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari obyek-obyek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang di munculkan Id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organism. Proses penyelesaian ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti halnya Id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realita, artinya dia memenuhi kebutuhan organismeberdasarkan obyek-obyek yang sesuai dan dapat di temukan dalam kenyataan. Ego mempresentasikan kenyataan, dan sampai tingkat tertentu, juga mempresentasikan akal. Ego akan tetap mencatat apa-apa yang menghalangi dan sekaligus mengingat apa-apa yang memuluskan jalannya mencapai tujuan.
3)        Super Ego
Super Ego lebih merupakan kesempurnaan dari pada kesenangan, karena itu Super Ego dapat pula disebut sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.


2.    Dinamika Kepribadian
a)   Instink
Ada tiga hal yang banyak persamaan, yaitu instink, keinginan, dan kebutuhan. Instink adalah sumber perangsang somatis dalam yang dibawa sejak lahir, keinginan adalah perangsang psikologis, sedangkan kebutuhan adalah perangsang jasmani. Jadi misalnya, dapat digambarkan secara fisiologis sebagai kekurangan akan makanan atau secara psikologis sebagai keinginan akan makanan. Keinginan itu menjadi alasan (motif) tingkah laku. Misalnya orang lapar mencari makanan.
Freud berpendapat bahwa seluruh prilaku manusia didorong oleh nafsu atau instink, dimana instink merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis. Bermacam-macam instink dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : Instink untuk hidup & instink untuk mati.
Ø  Instink Untuk Hidup
Fungsi instink hidup ialah untuk melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk utam daripada instink ini ialah instink-instink makan, minum, dan seksual. Bentuk energy yang dipakai oleh instink hidup untuk mencari makan dan lawan jenis oleh Freud  disebut “libido”, sebuah kata latin yang berarti “aku berhasrat”.
Ø  Instink Untuk Mati
Menjelang akhir hanyatnya, Freud mulai menyadari bahwa insting kehidupan ternyata bukan akhir seluruh cerita. Libido adalah sesuatu yang hidup, prinsip kenikmatan membuat kita terus bergerak dan berusaha bertahan hidup. Tujuan dari segala gerak dan usaha ini tetap belum terpenuhi, oleh sebab itu harus terus-menerus diusahakan agar terpenuhi, menjadi stabil dan tenang, serta tidak ada lagi kebutuhan. Mungkin anda bisa mengatakan bahwa tujuan hidup sebenarnya adalah mati. Freud mulai yakin bahwa “di balik”dan “di samping”  kehidupan terdapat insting kematian. Freud mulai percaya bahwa setiap pribadi secara tidak sadar pasti ingin mati. Awalnya pendapat Freud ini tentu kelihatan ganjil, dan terang saja di tolak mentah-mentah oleh para muridnya, tapi sekiranya pendapat ini ada landasannya dari pengalaman dia sendiri. Kehidupan tidak jarang merupakan proses yang menyakitkan dan menakutkan. Dengan mudah kita dapat melihat bagaiman sebagian besar manusia di dunia ini hidup dalam penderitaan dan hanya sedikit yang bahagia dan senang. Oleh sebab itu, wajar saja jika kematian dianggap sebagai penyelesaian dari pergulatan penderitaan ini.
Freud merujuk pada prinsip Nirwana. Nirwana adalah gagasan dalah agama Budha, yang kerap diterjemahkan sebagai surge, tapi arti sebenarnya adalah “padam”. Bukti-bukti dalam kehidupan sehari-hari tentang adanya instink kematian dan prinsip nirwana ini adalah saat kita benar-benar menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan rangsangan.

b)   Kecemasan
Suatu kali, Freud berujar “life is not easy”, dinamika kepribadian untuk sebagian besar dikuasai oleh keharusan untuk memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan obyek-obyek di dunia luar. Lingkungan menyediakan makanan dan hal yang lain yang membuat senang, di samping itu lingkungan juga berisikan daerah-daerah yang berbahaya dan tidak aman. Jadi lingkungan dapat memberi kepuasan maupun mengancam, atau dengan kata lain lingkungan mempunyai kekuatan untuk memberikan kepuasan dan mereduksi tegangan. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidak senangan dan pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut.
Freud mengemukakan ada 3 kecemasan, yaitu :
a)   Kecemasan Realistis
Kecemasan Realistis lebih bisa disebut sebagai rasa takut. Sebagai contoh jika ada yang melempar ular berbisa ke hadapan anda, anda pasti akan mengalami kecemasan realistic ini. Jadi kecemasan realistic adalah kecemasan atau rasa takut (namun istilah ini tidak terlalu umum) terhadap sesuatu yang real.
b)   Kecemasan Neurotis
Perasaan jenis ini muncul akibat rangsangan-rangsangan id. Kalau anda pernah merasakan “kehilangan id”, gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan bahkan pikiran anda, maka anda saat itu sedang mengalami kecemasan neurotic. Neurotic adalah  kata lai dari perasaan gugup.
c)    Kecemasan Moral
Kecemasan ini akan kita rasakan ketika ancaman datang bukan dari luar, dari dunia fisik, tapi dari dunia social superego yang telah terinternalisasikan ke dalam diri kita. Kecemasan moral ini adalah kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi.

3.    Perkembangan Kepribadian
1)   Identifikasi
Pengertiannya adalah hubungan dalam pembentukan id, ego, super ego.

2)   Pemindahan Obyek
Apabila obyek pilihan suatu instink yang asli tidak dapat di capai karena rintangan (anti-cathexis), baik rintangan dari dalam maupun dari luar, maka terbentuklah cathexis yang baru, kecuali kalau terjadi penekanan yang cukup kuat. Apabila cathexis yang baru ini juga tak dapat dipenuhi, akan terjadi cathexis yang lain pula,.. demikian seterusnya sampai ada obyek yang dapat dipakai untuk mereduksi tegangan. Obyek ini akan dipakai terus sampai saat habis kemampuannya untuk mereduksi tegangan. Selama proses pemindahan itu sumber dan tujuan instink tetap, hanya obyeknya yang berubah-ubah.
Adapun arah pemindahan obyek ini di tentukan oleh dua factor, yaitu :
1.    Kemiripan obyek pengganti terhadap obyek aslinya
2.    Sangsi-sangsi dan larangan masyarakat

3)   Mekanisme pertahanan
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang berlebihan, maka ego kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang ekstreme untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan. Cara-cara yang demikian itu disebut mekanisme pertahanan. Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan tersebut adalah sebagai berikut :
a)   Penolakan
Penolakan dilakukan dengan cara memblokir peristiwa-peristiwa yang datang dari luar kedaran. Jika dalam situsi tertentu peristiwa ini terlalu banyak untuk di tanggulangi, seorang hanya perlu menolak mengalaminya. Sebagaimana yang anda kira, cara ini adalah cara yang paling primitive dan berbahaya karena tidak ada orang yang selamanya mampu lari dari kenyataan. Penolakan dapat bekerja sendiri atau biasanya dikombinasikan dengan bentuk mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh.
b)   Represi
Represi adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang berbahaya sekaligus menjadi bentuk paling umumnya. Mekanisme pertahanan ini berfungsi secara tidak sadar misal merepresi rasa takut akan air.
c)    Asketisisme
Asketisisme atau menolak segala kebutuhan. Mekanisme pertahanan ini paling jarang di kenali orang, namun menjadi sangat releva sekali di zaman sekarang dengan begitu banyaknya gangguan mental yang disebut anorexia.
d)   Isolasi
Isolasi disebut juga intelektualisasi diri. Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi dari kenangan yang menakutkan.
e)   Penggantian
Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan dorongan ke target pengganti.
f)     Melawan Diri Sendiri
Ini merupakan bentuk penggantian paling khusus, dimana seseorang menjadikan dirinya sendiri target pengganti. Biasanya diri sendiri dijadikan sebagai target pengganti untuk melampiaskan rasa benci, marah dan keberingasan ketimbang pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif. Menurut Freud, mekanisme ini dapat menjelaskan perasaan minder, bersalah dan depresi yang kita alami.
g)   Proyeksi
Proyeksi disebut Anna Freud sebagai pengganti ke arah luar. Mekanisme ini merupakan kebalikan dari melawan diri sendiri. Mekanisme ini meliputi kecenderungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain.
h)   Tawanan altruistic
Adalah bentuk proyeksi yang awalnya terlihat berlawanan. Di sini, orang berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi dengan memanfaatkan orang lain.
i)     Pembentukan Reaksi
Oleh Anna Freud ini disebut dengan “percaya pada hal yang sebaliknya”. Mekanisme ini adalah merubah dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima menjadi kebalikannya (dapat diterima)
j)     Penghapusan
Mekanisme ini mencakup gesture atau ritual “magis” yang bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang tidak mengenakkan.
k)   Introjeksi
Ini juga kadang disebut identifikasi. Mekanisme ini bekerja dengan cara membawa kepribadian orang lain masuk ke dalam diri anda, karena dengan begitu anda dapat menyelesaikan masalah perasaan yang mengganggu anda.
l)     Identifikasi Dengan Penyerang
Ini adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif, tapi dari sisi negative. Jika anda merasa takut dengan seseorang, anda akan menaklukkan rasa takut itu dengan pura-pura menjadi orang yang anda takuti.
m)     Regresi
Regresi adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Ketika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan, prilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitive.
n)   Rasionalisasi
Adalah pendistorsian kognitif terhadap “kenyataan” dengan tujuan kenyataan tersebut tidak lagi memberi kesan menakutkan. Kita kerap melakukan hal ini secara sadar ketika kita mecoba memaafkan diri sendiri dari kesalahan dengan menyalahkan orang lain. Bagi orang yang memiliki ego sensitive, menyalahkan orang lain begitu mudah dilakukan.
o)   Sublimasi
Adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara social.

4)   Fase-fase Perkembangan
Berdasarkan pengamatan yang Freud lakukan, dia membuat teori tahap perkembangan psikoseksual. Tahap perkembangan psikoseksual itu adalah :
Ø Tahap Oral : berlangsung dari usia 0 sampai 18 bulan. Titik kenikmatan terletak pada mulut, di mana aktivitas paling utama adalah menghisap dan menggigit.
Ø Tahap Anal : yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai usia 3-4 tahun. Titik kenikmatan terletak pada anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktivitas yang paling dinikmati.
Ø Tahap Phallic : berlangsung antara usia 3 sampai 5,6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di tahap ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi. Pada masa inilah adanya Oedipus Kompleks (anak yang jatuh cinta pada salah satu orang tuanya yang berlainan jenis kelamin dengannya dalam pengertian seksual yang luas), Kecemasan Dikebiri (kecemasan kalau-kalau seseorang kehilangan penisnya), Penis Envy (kecemburuan anak perempuan terhadap anak laki-laki karena dia tidak memiliki penis).
Ø Tahap Laten : berlangsung dari usia 5,6 atau 7 sampai pubertas (sekitar usia 12 tahun). Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi proses belajar.
Ø Tahap Genital : dimulai pada saat usia pubertas, ketika dorongan seksual sangat jelas terlihat pada diri remaja, khususnya yang tertuju pada kenikmatan hubungan seksual.

5)   Karakter / kepribadian 
Menurut Freud, pengalaman-pengalaman trumatis adalah yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadian. Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang yang hanya bisa di pahami berdasarkan latar belakang individual. Namun trauma-trauma yang menyangkut tahap-tahap perkembangan memiliki dampak yang hamper sama pada setiap orang, sebab setiap dari kita pasti melewati tahap-tahap ini.
§  Fiksasi : kepribadian yang masih terkurung di masa kanak-kanak. Fiksasi adalah dimana kendala yang ditemukan pada satu tahap tetap bertahan dan mempengaruhi kepribadian atau karakter anda di tahap-tahap berikutnya.
§  Karakter Oral-pasif : orang dengan karakter ini cenderung selalu bergantung pada orang lain. Kecenderungannya adalah yang mereka inginkan hal-hal yang berhubungan dengan kepuasan mulut. Ini dapat terjadi karena fase oralnya tidak terpenuhi dengan baik.
§  Kepribadian Oral-agresif : orang dengan kepribadian semacam ini memiliki hasrat untuk selalu menggigit (pensil, permen, dll). Mereka cenderung agresif, argumentative, sarkastis, dsb. Ini dapat terjadi karena fase oralnya pada usia 5-8 bulan tidak terpenuhi.
§  Kepribadian Anal-agresif : orang yang dengan kepribadian ini cenderung tidak rapi, sembarangan dan ceroboh. Bahkan ada yang sampai pada tahap kejam dan destruktif. Ini dapat terjadi karena fase analnya tidak berjalan dengan bagus.
§   Kepribadian Anal-retentif : kepribadian seperti ini cenderung gila akan sesuatu, perfeksionis, keras kepala dan agak dictator. Mereka sangat kaku dalam segala hal. Ini disebabkan oleh pola didikan yang keras dan terlalu disiplin dari orang tua.

Terapi-terapi Freud
Berikut ini adalah beberapa garis besar terapi dari Freud :
*   Suasana Rileks : Klien yang sedang menjalani terapi harus merasa bebas dan santai untuk mengungkapkan masalahnya,
*   Pembebasan Asosiasi : Klien dibebaskan untuk bicara apa saja. Berdasarkan teori, dengan adanya kesantaian, konflik-konflik alam sadar akan muncul ke permukaan.
*   Resistensi : adalah tanda-tanda yang di pahami oleh terapis dari klien yang menjadi masalah klien.
*   Analisis Mimpi : terapis menggunakan keinginan-keinginan id yang muncul dalam mimpi dan sudah di lepaskan dalam bentuk simbolik ke alam sadar. Namun, tafsir mimpi Freud mempunyai kekhasan tersendiri yaitu kecenderungannya untuk menemukan makna-makna seksual dari mimpi kliennya.
*   Parapraksis : adalah keceplosan omong. Bagi Freud, segala kejadian memiliki maknanya sendiri-sendiri seperti salah ucap, salah belok, dsb. Dan kejadian-kejadian tersebut dikaji sangat serius oleh Freud
*   Transferensi : terjadinya pengarahan perasaan dari klien terhadap terapis.
*   Katarsis : adalah luapan emosi secara dramatis dan peristiwa traumatic yang sekonyong-konyong terungkit kembali.
*   Ingatan : adalah teringatnya seseorang akan sumber emosinya, akan peristiwa traumatic yang dialaminya. sebagian besar terapi selesai ketika tahap katarsis dan ingatan ini dialami oleh klien.
Freud mengatakan bahwa tujuan terapi adalah “membuat alam bawah sadar dapat disadari”.

Kelemahan & Kelebihan Teori Freud
Kelemahannya : Di antara konsep dalam teori Freud yang kurang bisa diterima khalayak luas adalah Oedipus Kompleks, kecemasan dikebiri dan penis envy. Memang ada diantara beberapa anak yang berhubungan dekat dengan orangtua mereka yang berbeda kelamin dengan dia dan berkompetisi dengan orangtua yang berkelamin sama dengan dia untuk mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari orang tua yang berjenis kelamin berbeda. Namun hampir seluruh teoritikus kepribadian menganggap hal itu sebagai pengecualian ketimbang hokum yang universal. Tidak semua anak yang berhubungan dekat dengan orang tua mereka yang berbeda jenis kelamin dengan dia akan mengalami perasaan atau muncul keinginan seksual dalam pengertian luas ke orangtua mereka yang berbeda jenis kelamin dengannya. Begitu pula halnya dengan Kecemasan Kebiri dan penis envy. Hal tersebut mungkin hanya dialami oleh beberapa anak di seluruh dunia. Kritik besar juga juga ditujukan ke konsep Seksualitas Freud yang beranggapan bahwa manusia hidup didorong oleh nafsu seks, padahal pada kenyataannya tidak segala kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan berhubungan dengan hubungan seks.
Kelebihannya : teori –teori Freud perlu diakui bahwa teori-teorinya telah menyadarkan kita tetang dua dorongan dan bagaimana kuatnya pengaruh itu pada kita. Freud juga menunjukan betapa besar pengaruh keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang sebagai pria atau wanita. Id dan super ego akan selalu terdapat dalam diri kita. Freud juga menjelaskan kenangan akan truma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu yang harus diperbaiki. Lalu Freud juga mengeluarkan ide tentang Mekanisme Pertahan Diri yang harus kita terima karena manusia memang pada kenyataannya punya cara sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang kenyataan tersebut agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Dan yang terakhir adalah pola terapi yang dicetuskan Freud. 

Kesimpulan
1.    Freud mengenali kepribadian seseorang tidak hanya melalui kesadarn tapi juga dengan memahami apa yang ada pada alam pra-sadar dan alam bawah sadar seseorang.
2.    Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari Id, ego, dan super ego.
3.    Dinamika kepribadian seseorang menurut Freud yang pertama terdiri dari insting (insting hidup & insting mati), kecemasan (neurotis, moral & realistis)
4.    Perkembangan kepribadian menurut Freud terdiri dari, yang pertama identifikasi, pemindahan obyek, mekanisme pertahanan, dan 5 fase perkembangan (Oral, anal, phallic, laten genital). Frud juga mengeluarkan ide tentang bagaimana karakter seseorang terbentuk berdasarkan fase-fasenya dan terapi khas psikoanalisis. 

Artikel Terkait:

1 comments:

Terimakasih tulisannya bermanfaat sekali.
My blog

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.