Sunday 8 December 2013

Teori Cognitif Behaviorism Albert Bandura


A.   
Pendahuluan

Latar Belakang Teori 
Karena behaviorisme lebih menekankan metode eksperimental, maka yang jadi pusat perhatiannya adalah variable-variabel yang dapat di amati, diukur dan di
manipulasi, serta menghindari apapun yang bersifat sebyektif, mental dan tidak bisa di amati secara empiric (pendek kata, yang bersifat mental). Dalam metode eksperimental, yang jadi prosedur standart adalah bagaimana memanipulasi satu variable, kemudian mengukur pengaruhnya terhadap variable-variabel yang lain. Dari proses semacam inilah lahir teori kepribadian yang mengatakan bahwa lingkungan tempat seseorang pasti membentuk dan mempengaruhi prilakunya.

Namun Bandura menganggap prosedur tadi terlalu sederhana untuk kasus yang sedang ditelitinya (Kenakalan Remaja). Oleh karena itu dia memutuskan untuk menambahinya dengan rumusan baru. Menurutnya, lingkungan memang membentuk prilaku,
namun prilaku juga membentuk lingkungan. Dia menyebut konsep ini dengan Determinisme Resiprokal, yaitu dunia dan prilaku seseorang itu saling memengaruhi.
Dia tidak berhenti sampai disitu saja. Dia kemudian juga memandang kepribadian sebagai hasil interaksi dari tiga “hal” : lingkungan, prilaku dan proses psikologi seseorang. Proses psikologi ini berisi kemampuan kita untuk menyenangkan berbagai citra (images) dalam pikiran dan bahasa kita. Pada saat dia mengenalkan perumpamaan, secara khusus dia tidak lagi dikatakan sebagai bahavioris murni dan mulai beralih menjadi kognitivis. Bahkan ada sebagian kalangan berpendapat dialah yang menjadi “bapak” aliran kognitivisme.
Dengan menambahkan perumpamaan dan bahasa kedalam tiga hal yang membentuk prilaku tadi, memungkinkan bandura mengeluarkan teori yang lebih efektif tentang dua hal yang menurut orang selama ini paling mempengaruhi prilaku manusia : Pembelajaran Observasional (modeling) dan regulasi diri. Teori ini akan lebih efektif disbanding teori yang dikemukakan, katakanlah oleh B. F. Skinner.

B.     Pembahasan
Latar Belakang Tokoh
Albert Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925, di kota kecil mundare bagian selatan Alberta, Kanada. Dia sekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah yang sederhana, dengan fasilitas pendidikan yang sangat terbatas, namun dengan hasil rata-rata yang sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja pada perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon.
Dia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Colombia tahun 1949. Kemudian dia masuk University of Lowa, tempat dimana dia meraih gelar Ph.D tahun 1952. Baru setelah itu dia menjadi sangat berpengaruh dalam tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Waktu di Lowa, dia bertemu dengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah perawat. Mereka kemudian menikah dan dikaruniai dua orang puteri. Setelah lulus dia kemudian melanjutkan pendidikannya ketingkat post-doktoral di Wichita Guidance Center di Wichita, Kansas.
Tahun 1953, dia mulai mengajar di Stanford University. Disinilah kemudian dia bekerja sama dengan salah seorang anak didiknya, Richard Walters. Buku pertama hasil kerja sama mereka berjudul Adolescent Aggression terbit tahun 1959. Sayangnya, Walters mati muda karena kecelakaan sepeda motor.
Bandura menjadi presiden APA tahun 1973, dan menerima APA Award atas jasa-jasanya dalam Distinguished Scientific Contributions tahun 1980. Sampai sekarang dia masih mengajar di Stanford University.

 Teori-Teori Oleh Albert bandura
1.  Teori Pembelajaran Observasional (Modelling)
Bandura melakukan berbagai variasi penelitian. Pihak yang jadi model diberi imbalan atau hukuman dengan berbagai cara, sementara anak-anak yang meniru model juga diberi berbagai imbalan. Model diusahakan semakin kurang atraktif atau tidak terlalu prestisius, dan sebagainya. Bahkan ketika ada kritik yang mengatakan bahwa jelas saja anak-anak akan meniru penyiksaan boneka bobo yang dilakukan oleh seseorang (eksperimen Bobodoll Albert Bandura), karena boneka bobo inimemang dimaksudkan untuk itu, dia pun kemudian membuat film tentang seseorang yang menggigit dan memukuli badut asli. Ketika anak-anak selesai menonton film ini dan dipersilakan masuk ke ruangan lain dimana telah tersedia badut asli, mereka langsung menendang dan memukulinya.
Berdasarkan variasi penelitian ini, Bandura akhirnya menetapkan beberapa tahapan terjadinya proses modeling.
1)   Atensi (perhatian). Kalau anda ingin mempelajari sesuatu, anda harus memperhatikannya dengan seksama.
2)   Retensi (ingatan). Anda harus mampu mempertahankan (mengingat) apa yang anda perhatikan. Di tahap inilah perumpamaan dan bahasa mulai bermain. Kita menyimpan apa saja yang dilakukan model yang kita lihat dalam dalam bentuk citraan-citraan mental atau deskripsi-deskripsi verbal.
3)   Reproduksi. Di tahap ini, anda hanya perlu duduk dan berkhayal. Anda harus menerjemahkan citraan atau deskripsi tadi ke dalam prilaku actual. Anda tentu harus memiliki kemampuan mereproduksi prilaku terlebih dahulu. Misalnya meniru gerakan pemain ski.
4)   Motivasi. Anda tidak akan melakukan apapun yang anda lihat kalau tidak ada dorongan atau motivasi dalam diri anda untuk meniru, dalam artian anda belum punya alasan-alasan tertentu untuk melakukannya. Bandura menyebutkan ada beberapa jenis motivasi :
a.    Dorongan Masa Lalu, yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud kaum behavioris traditional.
b.    Dorongan yang dijanjikan (insentif) yang bisa kita bayangkan.
c.    Dorongan-dorongan yang kentara, seperti melihat atau teringat akan model-model yang patut ditiru.
Menurut Bandura, dorongan-dorongan ini bukannya menyebabkan kita mau belajar, akan tetapi mendorong kita untuk membuktikan bahwa kita telah belajar. Inilah alasannya kenapa dia melihat dorongan tadi sebagai motif.
Selain itu, tentu ada juga motivasi-motivasi negative, yaitu yang member anda alasan untuk tidak meniru. Motivasi-motivasi tersebut diantaranya :
a.    Hukuman yang pernah diterima
b.    Hukuman yang dijanjikan (ancaman)
c.    Hukuman yang kentara

2.  Regulasi Diri
Regulasi Diri (kemampuan mengontrol prilaku sendiri) adalah salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Bandura menawarkan tiga tahap yang terjadi dalam proses regulasi-diri ini.
1.    Pengamatan Diri. Kita melihat diri dan prilaku kita sendiri, serta terus mengawasinya.
2.    Penilaian. Kita membangdingkan apa yang kita lihat pada diri dan prilaku kita dengan standar ukuran. Contohnya, kita bisa membandingkan prilaku kita dengan norma atau tata karma.
3.    Respon-diri. Kalau anda telah membandingkan diri dan prilaku anda dengan standart ukuran tertentu, anda dapat memberi imbalan respon-diri pada diri anda sendiri. Sebaliknya, kalau prilaku anda tidak sesuai dengan standart ukuran, anda dapat mengganjar diri anda sendiri juga dengan renpon-diri. Bentuk dari respon diri bisa bermacam-macam, mulai dari yang sangat jelas  (misalnya bekerja keras atau belajar sampai larut malam) sampai pada bentuk yang implicit (seperti perasaan bangga atau malu).
Konsep paling penting dalam psikologi yang dapat dipahami dari sudut pandang regulasi-diri ini adalah konsep diri. Seseorang dianggap memiliki konsep diri (harga diri) adalah ketika selama hidupnya dia telah merasa bahwa hidupnya telah sesuai dengan standar-standar yang dia tentukan dan mendapat imbalan atau penghargaan. Namun konsep diri (harga diri) seseorang dikatakan lemah jika dia merasa sebaliknya.
Bandura mengatakan bahwa Penghukuman-diri juga berpengaruh terhadap seseorang. Bandura melihat ada tiga hal yang akan muncul akibat penghukuman-diri ini :
*   Kompensasi, yaitu kompleks superioritas, semisal berkhayal punya harga diri atau kehormatan yang sangat tinggi.
*   Ketidak aktifan, seperti sifat apatis, kebosanan dan depresi.
*   Pelarian, seperti kecanduan narkoba dan alcohol, fantasi-fantasi televise, bahkan bunuh diri.
Saran Bandura untuk orang-orang dengan konsep-diri yang buruk adalah dengan memperhatikan tiga langkah regulasi-diri tadi, yaitu pengamatan-diri, memperhatikan standar ukuran, memperhatikan respon diri.

Terapi-terapi oleh bandura
Berikut ini adalah beberapa terapi-terapi yang dilakukan oleh Bandura.
1.    Terapi Kontrol-diri
Gagasan-gagasan yang tercakup di dalam konsep regulasi diri diwujudkan ke dalam teknik terapi yang disebut terapi control-diri. Terapi ini cenderung lebih berhasil pada persoalan-persoalan sederhana seperti merokok, banyak makan atau kebiasaan belajar yang buruk.
a.    Grafik-grafik behavioral. Pengamatan-diri mengharuskan anda terus menerus mengawasi prilaku anda sendiri, baik sebelum anda berubah maupun setelahnya (seperti membuat catatan harian tentang perilaku anda sehari-hari). Misalnya ingin menghentikan kebiasaan merokok.
b.    Perencanaan lingkungan. Ambil salah satu kartu atau catatan harian prilaku anda dan jadikan sebagai patokan. Setelah itu, anda berusaha mengubah lingkungan anda. Misalnya, anda ingin menghilangkan perilaku merokok. Anda bisa menghilangkan atau menghindari factor-faktor dari lingkungan yang dapat membuat kita berperilaku merokok, seperti membuang asbak atau tidak berada di lingkungan yang perokok.
c.    Perjanjian-diri. Melakukan perjanjian diri yang artinya anda harus bersiap untuk memberi imbalan kepada diri anda sendiri ketika anda berhasil melaksanakan rencana-rencana anda sendiri, dan siap pula menghukum diri sendiri ketika tidak berhasil menjalankannya. Kalau anda tidak bisa melakukannya sendiri, libatkanlah orang lain yang dapat mengawasi apakah anda benar-benar melaksanakan perjanjian itu atau tidak.
2. Terapi Modeling
Terapi Bandura yang paling terkenal adalah terapi modeling. Teorinya adalah jika anda bergaul dengan orang yang mengalami gangguan psikologis dengan tujuan bisa mengamati bagaimana cara orang ini menghadapi persoalan yang sedang dihadapinya, maka itu berarti anda belajar dengan cara menjadikan orang tadi sebagai model. Penelitian Badura yang asli tentang masalah ini melibatkan orang yang mengalami herpephobics (orang yang mengalami ketakutan neurotic terhadap ular. Orang itu dibawa ke jendela sebuah ruangan laboratorium. Diruangan itu hanya ada kursi, meja dan sebuah kotak kaca yang berisi seekor ular. Ular itu terlihat dengan jelas. Dia kemudian akan melihat orang lain (yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh terapis) mendekati ular tersebut dengan ketakutan. Awalnya dia berteriak ketakutan, tapi kemudian berbicara pada dirinya sendiri untuk tenang dan bernafas dengan rileks. Selanjutnya dia lebih mendekat ke kotak tersebut. Dia mungkin akan tertegun-tegun dan berusaha menenangkan dirinya kembali, lalu berusaha lebih dekat lagi. Akhirnya, dia pun bisa membuka kotak ular tersebut, mengambil ularnya dan melingkarkan di lehernya sambil duduk di kursi.
Setelah klien yang sedang diterapi melihat semua kejadian ini, dia kemudian untuk mencobanya sendiri. Perlu anda ketahui bahwa dia tahu orang yang dilihatnya tadi itu seorang actor yang telah dipersiapkan sebelumnya, karena disini tidak diperlukan tipuan, hanya model. Namun begitu, kebanyakan orang yang mengalami gangguan psikologis (misalnya phobia berkepanjangan) bisa melewati tes ini sekali jalan dan hanya melihat satu model. Terapi ini ternyata sangat ampuh.

Kelemahan & Kelebihan Teori albert bandura
Kelemahannya : Bandura menyatakan bahwa manusia belajar dan membentuk tingkah lakunya melalui peniruan atau modeling. Namun, jika tingkah laku manusia hanya dibentuk melalui modeling saja  maka tidak menutup kemungkinan prilaku yang negative juga akan itu ditiru.
Kelebihannya : Teori Bandura lebih lengkap ketimbang teori-teori behaviorism yang terdahulu karena, Bandura menyatakan dalam proses peniruan ada semacam proses kognitif dalam diri seseorang. Jadi tidak seperti teori-teori sebelumnya yang berpatokan pada pandangan S-R. Bandura mengatakan sebelum orang mengeluarkan respon, jadi ada proses dalam diri seseorang dalam mengolah stimulus yang nantinya akan melahirkan respon yang baik atau tidak.

Kesimpulan
1.    Teori Bandura berakar dari aliran behaviorism.
2.    Bandura mengatakan dalam pembentukan tingkah laku individu, menggunakan cara peniruan atau modeling.
3.    Bandura membangun sebuah konsep yang disebut Deterministik Resiprokal, yaitu ada tiga factor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yaitu personal, lingkungan dan tingkah laku. Dan ketiganya saling berhubungan.
4.    Ada juga yang disebut Regulasi Diri, yaitu kemampuan kita untuk mengetahui atau mengontrol prilaku diri sendiri.
5.    Bandura juga mencetuskan dua metode terapi yaitu terapi control-diri & terapi modeling.

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.