Pendekatan-pendekatan utama pada penanganan psikologis untuk
beragam gangguan psikofisiologis biasanya melibatkan salah satu atau lebih
diantara beberapa pendekatan berikut : self-observation
& self-monitori, cognitive restructuring, biofeedback, relaksasi, dan
edukasi.
Self-Monitoring. Dalam
upaya meningkatkan kepatuhan, psikolog kesehatan sering kali melibatkan pasien
dalam penanganan terhadap dirinya. Salah satu metode untuk melibatkan self-observation dan self-monitoring. Penanganan untuk hampir
semua gangguan psikofisiologis melibatkan beberapa elemen oebservasi diri dan
pemantauan diri. Salah satu contoh dalah misalnya kasus Ny. Brown. Dalam kasus
Ny. Brown, terapis mungkin tertarik untuk mencatat keluhan-keluhan sakitnya
secara lebih lengkap saat keluhan itu dirasakan dan bukan dengan cara
mengingat-ingat. Terapis mungkin meminta Ny. Brown untuk membuat pain jurnal
(catatan harian untuk keluhan sakitnya) dan tingkat kesakitannya dari jam ke
jam selama tujuh hari. Melalui penggunaan pemantauan diri terapis mungkin akan
dapat melihat pola pengerahan usaha yang terlalu tinggi dan pengobatan yang
diikuti dengan peningkatan laporan keakitan dan imobilisasi. Bila Ny. Brown
juga diminta membuat catatan harian yang berisi pemikiran-pemikiran dirinya
untuk melengkapi pain diary nya,
terapis mungkin juga akan dapat memperoleh insight
tentang bagaimana Ny. Brown mempersepsi episode-episode kesakitannya dan segala
yang dikatakannya kepada dirinya sendri tentang arti kesakitan itu bagi
dirinya. Dengan mengetahui tentang self-statements
Ny. Brown terapis akan terbantu dalam memfasilitasi perubahan-perubahan
dalam kognisi-kognisi yang dapat memperburuk pengalaman (kesakitan) nya.
Biofeedback. Biofeedback melibatkan penggunaan
peralatan mekanik, dan sering kali juga melibatkan penggunaan komputer, untuk
membantu individu dalam menguasai berbagai proses fisiologis. Biasanya orang
yang dipantau melalui sebuah alat yang dilekatkan kepadanya itu diminta melihat
sebuah feedback record dari perubahan yang terjadi pada proses badaniah,
seperti detak jantung, suhu tubuh, dan tegangan otot. Meskipun orang-orang
tidak dapat mengontrol proses-proses ini secara sadar, mereka belajar
mengontrolnya dengan cara dipengaruhi dari luar (misalnya diberi atau tidak
diberi reward) melalui perubahan-perubahan visual atau auditorik tiap kali
mereka merespons. Melalui praktik yang dituntun oleh operator peralatan itu,
individu dapat mencapai kontrol pribasi tertentu terhadap berbagai proses
fisiologis, seperti tekanan darah. Dengan latihan yang cukup, banyak orang yang
dapat mencapai hasil fisiologis yang dikehendaki dengan usahanya sendiri tanpa
bantuan dari mesin biofeedback.
Biofeedback dapat
dikonseptualisasikan dalam kaitannya dengan berbagai sistem dan hoeostasis yang
sama pada semua organisme biologis. Seperti dikemukakan oleh Greene, ada sebuah
“feedback loop” yang disusun oleh
organisme (manusia) sebagai sebuah sistem kontrol, sebagai cara untuk
mendeteksi dan memperlihatkan respon untuk sistem kontrol tersebut. Sistem
kontrol itu diprogram berdasarkan instruksi, atau dipengaruhi melalui hadiah
atau hukuman, untuk memodifikasi respon-respon yang terdeteksi.
Biofeedback, sebagai
alat bantu berteknologi tinggi yang menjanjikan dalam mengontrol proses-proses
tak sadar, memperoleh banyak perhatian dan popularitas segera setelah alat ini
diperkenalkan pada 1969 dan dengan cepat tersebar luas di seluruh dunia.
Mesikipun diawal hanya sebagian janjinya yang terpenuhi, tapi sampai sekarang
masih menjadi alatbantu yang penting dalam penanganan yang diberikan oleh para
psikolog. Biofeedback telah digunakan
dalam berbagai masalah klinis, seperti insomnia, defisit atensi (kesulitan
untuk memusatkan perhatian), tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan kecemasan.
Latihan Relaksasi. Latihan
relaksasi dianggap sebagai bagian esensial dari penanganan oleh kebanyakan
psikolog kesehatan. Ada beberapa jalur yang dapat diambil untuk menuju ke arah
relaksasi. Tiga bentuk relaksasi yang populer, diaphragmatic breathing (pernapasan diafragma), progressive mescle relaxation (relaksasi
otot progresif) dan cue-controlled
relaxation (relaksasi dikontrol isyarat) melibatkan pengontrolan perilaku.
Pada diaphragmatic breathing atau deep breathing, individu diperintahkan
untuk mengambil nafas dalam yang terkontrol, yang bermula di abdomen.
Pernapasan dalam ini dirancang untuk menciptakan perubahan fisiologis, seperti
menurunkan detak jantung dan tekanan darah, dan meningkatkan oksigen darah.
Pada progressive muscle relaxation (PMR)
orang memperlajari sebuah program bernaskah yang melibatkan serangkaian latihan
peregangan dan perelaksasian otot. Individu mendengarkan terapis atau rekaman
audio selama menjalani langkah untuk mengencangkan kelompok-kelompok otot dan
kemudian mengendurkannya. Individu di idstruksikan untuk berkonsentrasi pada
perasaan relaksasi untuk membuat dirinya lebih mengenali pengalaman saat
ototnya dalam keadaan relaks. Metode lainnya, cue-controlled relaxation, melibatkan paradigma pengkondisian klasik
yang memasangkan kata tertentu (misalnya “relaks” atau “tenang”) dengan
segmen-segmen ekhalasi (penghembusan nafas) atau pelepasa tegangan dalam
pernafasan diafragmatik dan PMR. Melalui melalui asosiasi-asosiasi pasangan
respon relaksasi dan cue word (kata
yang merupakan isyarat(relaksasi)), perasaan rileks akan ditimbulkan hanya
dengan menyebutkan kembali cue word itu.
Relaksasi dikontrol-isyarat merupakan alat bantu yang potensial untuk
pernafasan diafragmatik dan PMR, dan pernah diketahui berfaedah dibanyak
situasi.
Edukasi. Latihan
relaksasi sering disertai dengan penjelasan tentang stress dan bagaimana
manusia meresponnya. Karena banyak orang yang tidak memiliki informasi yang
cukup tentang masalah-masalah fisiknya maupun penyebab dan penanganannya, maka
salah satu tujuan pekerja kesehatan klinis adalah memberikan edukasi kepada
pasiennya. Banyak orang terhibur hanya dengan menerima label untuk masalahnya,
sebuah diagnosis. Kita cenderung mengasosiasikan label-label medis dengan
kemampuan untuk membantu. Untungnya, bagi banyak kondisi, memang itulah yang
terjadi. Sebagian orang sekarang menggunakan internet dan newsletter serta
buku-buku medis yang jumlahnya semakin banyak untuk memahami berbagai gangguan.
Psikolog dan pekerja kesehatan lainnya suatu ketika mungkin harus menangani
orang-orang yang menjadi cemas akibat apa yang dibacanya atau karena informasi
keliru yang diperolehnya. Juga ada bidang edukasi lain, yang kadang-kadang
berhubungan langsung dengan kondisi yang sedang dialami, yang dapat diambil
manfaatnya oleh pasien. Sebagai contoh, meskipun seseorang mengemukakan keluhan
sakit, dari tanya jawab yang dilakukan psikolognya mungkin kemudian diketahui
bahwa orang itu kurang tidur dan berat badannya naik 20 pon karena makan
makanan cepat saji dan terlalu lelah untuk berolah raga. Latihan edukasional
dan instruksional tentang gizi dan perilaku tidur yang sehat mungkin cocok
untuknya. Banyak universitas dan rumah sakit yang menawarkan kelas-kelas untuk
berbagai msaalah medis dan psikologis kepada public dengan biaya murah atau
gratis kelas itu memberikan kesempatan untuk mendapat dukungan sosial selain
mempromosikan pembelajaran baru. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan
mudah dan murah untuk meningkatkan kesehatan dan kesehatan mental yang dapat
dipromosikan dikelas-kelas maupun dalam konsultasi individual adalah olah raga.