Friday 24 April 2015

Teknik Wawancara Dalam Penelitian kualitatif

     Moleong (2010) dalam bukunya menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Hal senada juga di ungkapkan oleh Esterberg (dalam Sugiono, 2012) yang mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Susan Stainback  mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pertisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi (dalam Sugiono, 2012).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara Semi-terstruktur yang termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dari wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiono, 2012). Dalam melakukan wawancara dengan teknik ini, peneliti juga akan tetap menggunakan pedoman wawancara meskipun teknik ini mengharuskan peneliti untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan wawancara lebih dalam dan luas karena teknik ini sudah bisa dikatakan in-dept interview. Alasannya adalah agar data yang digali nantinya tidak terlalu melebar dari topik utama dan tujuan penelitian yang sebenarnya, maka pedoman wawancara juga digunakan.

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.