Tuesday 21 April 2015

PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA ANAK-ANAK AWAL

Perkembangan Kognitif
            Seiring dengan meningkatnya kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan, karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya
kemampuan untuk bertanya dengan mengggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, maka dunia kognitif anak berkembang dengan pesat, semakin kreatif, bebas dan imajinatif. 

Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
            Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif masa awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme menguat dan kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Tetapi sebagai istilah “praoperasional”  teori Piaget difokuskan pada keterbatasan pemikiran anak. Pemikiran praoperasional tidak lain adalah suatu masa tunggu yang singkat bagi pemikiran operasional, sekalipun label “praoperasional” menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berfikir secara operasional. Dalam tahap ini pemikiran anak masih kacau dan belum terorganisir dengan baik. Pemikiran operasional adalah awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada level pemikiran apa yang telah ditetapkan pada tingkah laku.
1.      Subtahap Prakonseptual (2-4 tahun)
            Disebut juga pemikiran simbolik (symbolic thought), karena karakteristik utama subtahap ini ditandai dengan munculnya sistem  lambang atau simbol, seperti bahasa. Pada subtahap ini anak menggambarkan atau membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada (tidak terlihat) dengan sesuatu yang lain. 
2.      Subtahap Intuitif (4-7 tahun)
Dalam tahap ini meskipun aktivitas mental tertentu (seperti cara mengelompokkan, mengukur atau menghubungkan objek) terjadi, namun anak belum begitu sadar mengenai prinsip-prinsip yang melandasi terbentuknya aktivitas tersebut. 


Kemajuan pemikiran Praoperasional menurut piaget :

1)      Fungsi simbolis (Symbolic function): kemampuan anak menggunakan representasi mental  (kata-kata, angka, atau gambar). 
                                  
  1. Pemanahaman identitas : kemampuan anak menyadari bahwa perubahan artifisial tidak akan mengubah sifat suatu hal
  1. Pemahaman sebab-akibat (transduction) : kemampuan anak secara mental untuk mengkaitkan fenomena partikular, terlepas dari atau ada atau tidaknya sebab-akibat yang logis. 
  1. Pemahaman terhadap angka : Kemampuan anak untuk dapat menghitung dan menangani kuantitas.
  1. Kemampuan mengklasifikasikan: kemampuan anak untuk mengorganisasikan benda-benda, orang, dan kejadian ke dalam kategori yang bermakna.
  1. Empati: Kemampuan anak utuk mulai lebih bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh orang lain.
  1. Teori tentang pikiran : kemampuan anak untuk menyadari aktivitas mental dan fungsi dari pikiran. 


Aspek-aspek ketidakmatangan pemikiran Praoperasional
  1. Centration
Anak hanya berfokus pada satu aspek dari situasi dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Ketidakmampuan untuk decenter (berfikir mengenai berbagai aspek dari sebuah situasi pada saat yang bersamaan). 
  1. Irreversabilitas
Kegagalan anak dalam memahami bahwa sebuah operasi dapat berlangsung dua arah atau lebih.
  1. Fokus pada keadaan daripada transformasi
Anak gagal dalam memahami signifikasi transformasi diantara beberapa keadaan

  1. Penalaran transduktif
Anak tidak menggunakan penalaran deduktif ataupun induktif ; tetapi mereka melompat dari satu pasrtikular lain melihat sebuah kausal meskipun pada kenyataannya tidak ada. 
  1. Egosentris
Anak mengasumsikan bahwa semua orang lain befikir, mempersepsi, dan merasa hal yang sama dengan mereka.
  1. Animisme
Anak mengatribusikan kehidupan pada benda-benda mati. 
  1. Ketidakmampuan membedakan tampilan luar dengan realitas.
Anak bingung mengenai apa yang nyata melalui tampilan luar.


Proses Mengingat
  1. Pengodean (encoding
  2. Penyimpanan (storage
  3. Pengambilan kembali (retrieval

Pemrosesan informasi
a)      Ingatan sensorik (sensory memory
b)      Ingatan kerja (working memory

Pembentukan ingatan masa kanak-kanak

  1. Ingatan generik 
  2. Ingatan episodik 
  3. Ingatan otobiografis
Perkembangan Persepsi
            Terkadang anak usia prasekolah dapat merasakan stimulus penglihatan dan pendengaran seperti orang dewasa, namun di waktu lain tidak dapat merasakannya. Selama athun-tahun prasekolah, penglihatan yang menjadi sumber informasi penting mengalami peningkatan.Meski demikian, anak prasekolah masih belum mampu melihat sebaik penglihatan orang dewasa. Seiring dengan peningkatan ketajaman visual selama masa anak-anak  persepsi visual mereka juga bertambah baik.
Menurut Seifert dan Hoffnnung (1994)  peningkatan persepsi visual ada dua tahap
a)      Diskriminasi visual (visual discrimination), yaitu kemampuan untuk membedakan atau melihat perbedaan apa yang dia lihat. Anak prasekolah dapat membuat diskriminatif sepanjang perbedaan itu relative dan sederhana.
b)      Integrasi visual (visual integration), yaitu kemampuan untuk mengkoordinasi beberapa penglihatan dengan tindakan fisik secara tepat.
Namun, anak prasekolah masih mengalami keterbatasan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan. Ia sukar dalam menyatukan tindakan denagn penglihatan ketika berhadapan dengan stimulus yang membingungkan. Misalnya, pada anak usia 4 tahun mungkin dapat melukis dengan baik namun hanya sepanjang dia tak berbicara. Perkembangan persepsi pendengaran juga sudah berkembang lebih cepat, apalagi usia dua atau tiga tahun ketajaman pendengaran umumnya berkembang sangat baik. Artinya, mereka telah dapat mendengar suara-suara kecil atau lunak seperti halnya orang dewasa. Mereka juga dapat membedakan nada-nada pembicaraan dengan sangat baik. Akan tetapi, bagi sebagian anak prasekolah suara-suara ini masih menjadi problem, bahkan ketika mereka mendengar secara normal sekalian.

Perkembangan Memori 
            Dibandingkan dengan bayi, mengukur memori anak jauh lebih mudah karena anak-anak telah dapat memberikan reaksi secara verbal. Tetapi, tugas anak masih sederhana karena mungkin anak mengalami kesulitan dalam memahami perintah dari tugas-tugas itu, dan mereka mungkin tidak mampu mengidentifikasi stimulus tertentu (seperti huruf alphabet). Berikut ini merupakan komponen penting memori anak usia prasekolah:
v  Memori jangka pendek
Memori jangka pendek ini sering diukur dalam rentang memori (memory span), yaitu jumnlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal.
v  Memori jangka panjang
Pada umumnya anak yang masih kecil memiliki kemampuan memori rekognisi, yaitu suatu kesadaran bahwa suatu objek, seseorang, atau suatu peristiwa itu sudah dikenalnya, atau pernah dipelajarinya masa lalu namun kurang dalam memori recall (proses pemanggilan ingatan terhadap sesuatu yang telah dipelajari).

Perkembangan Atensi
            Atensi (attention) atau perhatian merupakan sebuah konsep multidimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif (Parkin, 2000). Atensi dapat juga merujuk pada penerimaan beberapa pesan pada suatu waktu dan mengabaikan semua pesan, kecuali pesan tertentu. Atensi pada anak telah berkembang selama masa bayi. Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini memiliki arti sangat penting selama tahun-tahun prasekolah. Penelitian telah menunjukkan bahwa hilangnya atensi (habituation) dan pulihnya atensi (dishabituation) bila diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan dengan tingginya kecerdasan pada tahun-tahun prasekolah.
            Meskipun atensi bayi memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kognitif selama tahun-tahun prasekolah, namun kemampuan anak untuk memusatkan perhatian berubah secara siginifikan selama tahun-tahun prasekolah. Salah satu kekurangan dalam perhatian selama tahun-tahun prasekolah menyangkut dimensi-dimensi yang lebih menonjol dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang relevan untuk memecahkan masalah atau mengerjakan suatu tugas dengan baik. 


Perkembangan Bahasa
           Perkembangan bahasa yang cepat dianggap sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Sehingga pada masa ini anak-anak telah mengalami sejumlah nama-nama dan hubungan antara simbol-simbol. Ia juga dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.
              Di samping itu anak juga menguasai penguasaan kosa kata yang meningkat pesat. Anak mengucapkan kalimat panjang dan makin bagus, menunjukkan panjang pengucapan rata-rata anak telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sekali-sekali ia menggunakan kata perangkai, akhirnya timbul anak kalimat. Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak-anak prasekolah ini dapat menggunakan indeks perkembangan bahasa yang dikembangkan oleh Roger Brown (1973), yang dikenal dengan Mean Length of Utterance (MLU), yaitu sebuah indeks perkembangan bahasa didasarkan atas beberapa junlah kata dalam satu kalimat. 


Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.